loading...

Thursday, February 17, 2022

Rekrut Pemain Dari Indonesia, Klub Luar Negeri Dapat Banyak Bonus

 Sehari sebelum keberangkatan ke Kamboja untuk ajang Piala AFF U-23, PSSI mengumumkan bahwa Timnas Indonesia U-23 mengundurkan diri dari kompetisi tersebut dikarenakan, banyaknya pemain yang terpapar covid-19. Berat tentunya, apalagi euforia AFF Suzuki Cup yang baru saja selesai di awal tahun 2022 masih terasa dan pecinta sepakbola di Indonesia masih haus akan pertandingan timnas.

Seperti kita ketahui semua, bahwa kompetisi dalam negeri Liga 1 saat ini sedan turun pamornya, dikarenakan banyaknya isu-isu terkait pengaturan skor dan pertandingan tetap dilanjutkan walaupun salah satu tim, pemainnya banyak yang terkena covid-19.

Terlepas dari itu semua, kabar bahagia datang dari PSIS Semarang. Mereka melepas bek kiri andalan mereka, Pratama Arhan ke klub divisi dua Liga Jepang, Tokyo Verdy. PSIS Semarang melepas Arhan dengan status free transfer dengan komitmen, Arhan akan menjadi Brand Ambassador PSIS Semarang selama berkarir di luar negeri dan jika kembali ke Indonesia, Arhan akan kembali mengenakan jersey Laskar Mahesa Jenar, julukan PSIS Semarang.

Baca juga: Pemain ini mengedit bendera Palestina menjadi Israel

Proses kepindahan Arhan ke Tokyo Verdy, cukup memakan waktu yang lama. Hingga akhirnya kata sepakat antara, Arhan, Tokyo Verdy dan PSIS Semarang tercapai.

Arhan Pratama, resmi kontrak permanen dengan Tokyo Verdy

Bagi Tokyo Verdy, merekrut pemain dari Indonesia dengan label pemain Timnas, sangat menguntungkan dari sisi marketing. Dilihat dari jumlah followers Instagram Tokyo Verdy yang melesat cukup tinggi. Awalnya hanya berkisar 30 ribuan, kini followers Tokyo Verdy menembus angka 297 ribu pengikut. Tokyo Verdy saat ini adalah klub di Jepang dengan pengikut terbanyak yang sebelumnya dipegang oleh Vissel Kobe. Pengikut Vissel Kobe terdongkrak dikarenakan, bergabungnya mantan pemain Barcelona, Andreas Iniesta. Tapi, pesona Arhan Pratama tak mampu ditandingi oleh keberadaan Iniesta. :)

Pengikut Tokyo Verdy menjadi yang terbanyak saat ini


Seperti diketahui juga bahwa, jauh sebelum Arhan, ada nama seperti Asnawi Bahar yang bermain dengan Ansan Greeners, klub kasta kedua Liga Korea Selatan, juga terdongkrak followers IG-nya. Saat ini, followers IG Ansan Greeners sudah tembus 100 ribu pengikut. 

Pengikut Ansan Greeners meningkat sejak ada Asnawi


Kemudian ada Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaiman yang merumput bersama di FK Senica, sebuah klub sepakbola Slovakia yang bermain di kompetisi Liga Super Slovakia. Awalnya, Egy yang sebelum bermain di Lechia Gdanks memutuskan pindah ke FK Senica. Saat itu juga, pengikut IG FK Senica yang hanya berjumlah 40 ribuan, melesat bak roket. Dengan bergabungnya Witan Sulaiman dengan status pemain pinjaman dari Lechia Gdanks, pengikut FK Senica sudah menembus di angka 195 ribu pengikut.

Jumlah pengikut di IG FK Senica


Rekrut Pemain Dari Indonesia, Klub Luar Negeri Dapat Banyak Bonus. Sebenarnya masih ada beberapa pemain yang merumput di luar negeri, seperti Bagus Kahfi yang merumput bersama FC Utrecht U-19, David Maulana dan Brylian Aldama yang dipinjamkan di klub Kroasia, HNK Rijeka, dan masih beberapa pemain lainnya yang belum terekspose.


Mari kita doakan, semoga pemain muda yang saat ini sedang menimba ilmu di klub-klub luar negeri bisa tetap konsisten dan tentunta mengalami perkembangan. Sehingga saat kembali perkuat Timnas, dari segi permainan bisa mempengaruhi rekan satu tim yang lain untuk menjadi lebih baik, sehingga gelar juara yang selama ini jarang didapat. Bisa dipeluk oleh sang Garuda.


Tuesday, January 25, 2022

Kembalinya "Super" Mario Balotelli Ke Timnas Italia

 Pekan ini, kompetisi liga sepakbola sedang libur karena adanya international FIFA friendly match. Buat para pemain yang tidak dipanggil masuk skuad timnas negaranya, biasanya dipakai untuk berlibur. Bisa dibilang kompetisi di liga eropa sangat padat, dalam seminggu mereka bisa bertanding dua kali. Tidak berbeda lah ya dengan kompetisi di dalam negeri.

Roberto Mancini sebagai pelatih Gli Azzuri secara mengejutkan memanggil "si bengal" Mario Balotelli untuk kembali mengenakan jersey Timnas Italia. Bagi sang pelatih, nama Super Mario (julukan Mario Balotelli) bukan orang asing, mereka pernah bekerja sama saat Mancini menukangi Manchester City dan Inter Milan.

Balotelli berlatih dengan rekan setimnya di Timnas Italia

Mancini ingin mencoba bereksperimen dengan memanggil Balotelli, ini disebabkan salah satu penyerang Timnas Italia Federico Chiesa mengalami cidera. Hmm..apakah memang eksperimen sang pelatih atau hanya sensasi?

Baca juga: Pemain Dengan Transfer Termahal di Klub Liga Italia

Balotelli terakhir bermain untuk timnas di tahun 2019 di kompetisi UEFA Nation League dan gol terakhir yang dicetak bersama timnas adalah bulan Maret tahun 2018. Menarik, kembalinya "Super" Mario Balotelli ke Timnas Italia, patut kita lihat dan berikan apresiasi. Pemain ini memang sangat kontroversial, pernah membela Inter Milan kemudian pindah ke AC Milan dimana kedua klub itu adalah klub rival. Sempat bermain di Inggris bersama Manchester City selama 3 musim, tak membuat dia lepas dari kontroversi.

Baca juga: Pelatih yang Sukses Tanpa Menjadi Pemain Profesional 

Saat ini Balotelli bermain di Super Liga Turki, Adana Demirspor klub yang baru saja promosi. Penampilan dia di Super Liga Turki pun tak lepas dari kontroversi. Saat Adana Demirspor melawan Besiktas yang berakhir 3-3, Balotelli mencetak gol penyeimbang dan melakukan selebrasi dengan menunjuk ke arah pelatih Besiktas.

Bagaimana menurut kalian, apakah Balotelli akan membuat kontorversi lagi di Timnas?

Monday, January 17, 2022

Inilah Pelatih Sepakbola Yang Tidak Pernah Berkarier Sebagai Pemain Profesional

"Apakah pelatih sepakbola, bisa main sepakbola?" pertanyaan yang disampaikan Deddy Corbuzier dalam podcastnya bersama pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-Yong menjadi viral. Pertanyaan tersebut dianggap merendahkan pelatih atau bahkan sedikit menghina.

Bagi penggemar sepakbola, memang hal yang wajar jika pemain sepakbola yang kemudian pensiun maka akan beralih menjadi pelatih. Sebut saja, Zinedine Zidane, Antonio Conte, Simone Inzaghi, Diego Simeone dan masih banyak lagi yang lainnya. Tapi, penggemar sepakbola mungkin tidak banyak yang tahu ada beberapa pelatih dengan prestasi yang moncer, tidak pernah mencicipi karier sebagai pesepakbola profesional. Inilah pelatih sepakbola yang tidak pernah berkarier sebagai pemain profesional.


1. Julian Nagelsmann

Pelatih yang mengawali karier kepelatihannya saat masih berusia 28 tahun, bersama klub Jerman, Hoffeinheim di tahun 2015. Julian adalah seorang sarjana Adminsitrasi Bisnis dan Ilmu Olahraga. Dia sama sekali tidak punya karier sebagai pesepakbola profesional. Bersama Hoffeinheim, Julian berhasil membawa klub tersebut lolos dari degradasi dan lolos ke Liga Champions untuk pertama kalinya. Kariernya berlanjut ke RB Leipzig pada tahun 2019-2020 dan mengkandaskan perjuangan Tottenham Hostpurs 4-0 di Liga Champions. Sekarang, Julian masih menukangi Lewandowski, dkk di Bayern Muenchen.


2. Brendan Rodgers

Nama pelatih ini sangat tidak asing di telinga Liverpudlian. Brendan Rodgers menjadi pelatih Liverpool pada tahun 2012-2015. Pada saat usia 20 tahun, Brendan Rodgers mengalami cidera lutut dan tidak memungkinkan menjadi pemain bola profesional. Karier kepelatihannya dimulai dari Chelsea sebagai asisten Jose Maurinho di tahun 2004 dan resmi menjadi pelatih kepala di tahun 2008 saat menjadi pelatih Watford. Prestasi selama menjadi pelatih adalah membawa Glasgow Celtic menjadi juara di liga Skotlandia, apalagi sebelumnya dia mengalami masa sulit di Liverpool dan kemudian dipecat. Saat ini Brendan Rodgers masih menjabat sebagai pelatih Leicester City


3. Andre Villas-Boas

Bisa dikatakan, ini adalah pelatih yang mencuri perhatian. Di usianya yang terbilang masih muda, dia berhasil membawa FC Porto meraih treble winner, Liga Premiera, Piala Portugal dan Liga Europa di musim perdananya sebagai pelatih 2010-2011. Andre Villas-Boas sejatinya adalah seorang biasa yang berkutat dengan dunia manajemen. Karena berani mengungkapkan pendapatnya mengenai sepakbola, kariernya pun berubah. Di usia 19 tahun dia mendapatkan lisensi A kepelatihan dan menjadi asisten pelatih FC Porto saat itu yaitu, Jose Maurinho. Klub yang pernah dilatih oleh dia adalah Chelsea, Tottenham Hotspurs, dan Marseille.


4. Maurizio Sarri

Pelatih yang nyentrik dan khas karena prokok berat, saat ini video ini dibuat sedang menukangi klub ibu kota dari Italia. SS Lazio. Frustasi karena tidak berhasil menembus level amatir ditambah cidera yang dialaminya, Sarri memutuskan untuk banting setir menjadi seorang bankir. Karier Sarri di dunia kepelatihan sepakbola dimulai saat dia berusia 30 tahun. Di tahun 2015 dia dipercaya melatih Napoli dan membuat klub tersebut menajdi klub yang sangat agresif dan sulit dikalahkan. Tanpa gelar bersama Napoli, Sarri memutuskan menyebrang ke negara Inggris untuk melatih Chelsea dan tepat sekali di tahun 2018-2019, Chelsea menjadi juara Liga Europa. Hanya bertahan setahun, Sarri pulang kampung untuk menjadi pelatih Juventus dan menggiring Juventus menjadi Scudetto di tahun 2019-2020.



5. Leonardo Jardim

Jardim memulai karir kepelatihannya di usia muda, 27 tahun sebagai asisten pelatih klub di liga 2 Portugal. Karir pelatih kepala, dimulai saat usianya 35 tahun saat melatih Braga, Olympiacos, dan Sporting Lisbon, masing-masing dalam waktu selama 1 musim. Walaupun selama 1 musim, ketiga klub tersebut mengalami performa yang sangat baik. Olympiacos dibawanya menjuarai Liga Yunani dan Piala Yunani. Kemudian dia pindah ke Perancis untuk melatih AS Monaco. Tidak tanggung tanggung, AS Monaco dibawanya menjadi juara Liga Perancis tahun 2017 sekaligus menembus semifinal Liga Champions. Pada tahun 2018 dia dipecat AS Monaco. Tahun 2022/2023, dia tercatat sebagai pelatih Shabab Al Ahli, klub di Uni Emirat Arab. 



Untuk menjadi pelatih sepakbola, tidak harus menjadi pemain sepakbola dulunya, Asal punya strategi dan lisensi kepelatihan, sudah bisa jadi pelatih. Supaya dilirik dan direkrut klub besar, harus menunjukkan prestasi sebagai pelatih. Bagaimana menurut kalian?





Friday, December 31, 2021

Prediksi Leg 2, Final AFF Suzuki Cup 2020

 Final leg pertama, berakhir anti klimaks, Indonesia harus mengakui keunggulan Thailand dengan skor 0-4 tanpa balas. Gol cepat yang dicetak olah kapten Timnas Thailand, Chanathip Songkrasin sedikit membuat mental Asnawi dan kawan-kawan menurun. Perlahan tapi pasti, Timnas Indonesia mulai bangkit dan menyusun serangan untuk menjebol gawan Thailand. Pertahanan Thailand cukup disiplin dan rapat. Pemain tengah mereka sigap turun ke belakang membantu pertahanan saat diserang Irfan Jaya, dkk.

Indonesia punya peluang emas di menit 40, saat Witan menyusur dari sisi kanan pertahanan Thailand dan berhasil lepas dari kawalan serta mengirimkan umpan ke depan gawang. Di depan gawang sudah ada dua pemain Indonesia, Dedik dan Dewangga dan hanya ada satu pemain bertahan Thailand. Bola umpan Witan tepat jatuh di kaki Dewangga yang berdiri bebas tanpa pengawalan dan hanya one on one dengan kiper Thailand. Sayang sekali, bola langsung ditendang dengan kaki kiri, bola melambung di atas gawang Thailand.

ekspresi Dewangga saat gagal mencetak gol

Mental pemain Indonesia masih on fire, masih ada harapan untuk bisa menembus rapatnya pertahanan Thailand. Tapi apa dikata, gol ke dua, tiga dan empat malah yang bersarang di gawang Indonesia yang dikawal Nadeo. Masih ada harapan di pertandingan kedua nanti tanggal 1 Januari 2022.

Para pecinta sepakbola mungkin masih ingat dengan pertandingan Barcelona vs PSG di babak knock-out Liga Champions. Saat itu, Barcelona dibantai PSG saat bertandang ke Paris. Skornya juga telak, 4-0 sama seperti kekalahan Indonesia. Pada pertandingan kedua dia Camp Nou kandang Barcelona, gantian PSG yang dilibas dengan skor 6-1. Ya, memang berbeda antara Barcelona dan Timnas Indonesia, tapi keduanya sama dalam hal kekalahan pertama. Semoga pemain Timnas kita bisa mencontoh semangat juang para pemain Barcelona untuk menang dan membalikkan keadaan menjadi Juara AFF Suzuki Cup 2020.

Prediksi Leg 2, Final AFF Suzuki Cup 2020 Indonesia bisa menang 4-0, kemudian dilanjutkan dengan adu pinalti. Indonesia keluar menjadi juara. Mari kita doakan !!


Wednesday, December 29, 2021

Prediksi Final AFF 2020, Leg 1: Indonesia vs Thailand

Kejuaraan Piala AFF 2020 sudah memasuki babak akhir, yaitu babak final. Hari ini, tepatnya jam 19.30 waktu Indonesia pertandingan pertama akan dilaksanakan di National Stadium, Singapore. Seperti kita ketahui bersama, Indonesia lolos ke final dengan mengalahkan tuan rumah Singapore dengan skor 4-2 melalu perpanjangan waktu. Memang tidak bisa dipungkiri, Timnas Singapore yang bermain dengan 9 orang pemain di waktu normal, membuat Timnas Indonesia kewalahan melalui serangan balik cepat. Hal ini yang harus diwaspadai oleh Timnas kita saat final melawan Thailand.

Sedangkan Thailand sendiri, lolos ke final setelah unggul agregat 2-0 atas Vietnam. Pertandingan pertama, Thailand unggul 2-0 dan pertandingan kedua, berakhir dengan imbang tanpa gol. Kecepatan pemain-pemain Thailand harus menjadi titik fokus bagi pelatih Indonesia, Shin Tae Yong. Pelatih yang kerap disapa STY ini, selalu menampilkan strategy dan line up yang berbeda di setiap pertandingan. Contoh saja, saat babak kualifikasi melawan Kamboja dan Laos, playmaer andalan Indonesia Evan Dimas selalu jadi starter line up. Saat melawan Vietnam dan Malaysia, Evan Dimas hanya menjadi super sub. Begitu juga saat pertandingan semifinal, Evan Dimas memulai dari bangku cadangan.

Evan Dimas dan Irfan Jaya saat melakukan selebrasi

Final pertandingan pertama ini, Indonesia harus kehilangan bek sayap kiri mereka yang cukup berperan besar saat menggilas Malaysia 4-1. Pratama Arhan harus absen karena akumulasi kartu, posisinya mungkin akan diisi oleh Dewangga dan posisi centre back akan diisi Ridho dan Fachrudin. Serta sisi kanan oleh Asnawi. Untuk sisi tengah, absen Rahmat Iriyanto yang dikabarkan cidera bahu, kemungkinan duet Kambuaya dan Rumakiek masih menjadi andalan STY serta Evan Dimas, kemungkinan akan memulai dari bangku cadangan. Dari sisi penyerang depan, Witan selalu menjadi pilihan utama dengan tandem yang selalu berubah yang tidak bisa diprediksi.

Dari sisi Thailand, harus kehilangan 2 pemain kuncinya. Chatchai Budprom sebagai penjaga gawang Thailand harus menepi dalam waktu yang lama karena menderita cidera ACL saat melawan Vietnam di leg kedua. Selain itu, dari sisi kiri pertahanan Thailand juga harus kehilangan Theerathon Bunmathan yang kasusnya sama seperti Arhan Pratama yaitu akumulasi kartu kuning. 

Dari sisi tengah, Thailand masih diperkuat sang kapten Chanathip Songkrasin yang sekaligus sebagai tokoh dibalik tersingkirnya Vietnam. Pemain yang bermain di J-League bersama Consadole Sapporo ini memiliki penguasaan bola di atas rata-rata serta kecepatannya juga harus diwaspadai oleh pemain Indonesia.

Chanathip saat selebrasi gol ke gawang Vietnam

Pertandingan pertama Final AFF 2020 antara Indonesia vs Thailand, diprediksi akan seru. Kedua tim kemungkinan akan saling bertukar serangan. Skor akhir untuk Prediksi Final AFF 2020, Leg 1: Indonesia vs Thailand adalah berakhir imbang 2-2. Kalau kalian bagaimana?

Wednesday, September 15, 2021

Jesse Lingard, Pemberi Umpan Terbaik Buat Young Boys

 Liga Champion sudah bergulir, dan pertandingan pertama bagi Manchester United (MU) adalah melawan Young Boys (YB), klub yang berawal dari Swiss. Di atas kertas, MU seharusnya bisa menang mudah bahkan prediksinya adalah pesta gol. Prediksi ini wajar, mengingat skuad MU ayng bertabur bintang ditambah lagi dengan pemain mega bintang yang "kembali pulang" Cristiano Ronaldo, tentunya MU bisa dengan mudah memenangkan pertandingan.

Pada menit ke-13, Ronaldo berhasil menceploskan bola ke dalam gawang YB. Skor pun berubah menjadi 1-0 untuk MU. Akan tetapi kondisi berubah terbalik, sejak petaka pemain MU, Wan-Bissaka diganjar kartu merah pada menit ke-35.


Pelanggaran keras yang dilakukan oleh Wan-Bissaka cukup membuat permainan MU kocar kacir yang puncaknya adalah di babak kedua, Moumi Ngamaleu pada menit ke-66 berhasil menyambar bola umpan dari rekan setimnya untuk menyamakan skor menjadi 1-1.


Setelah kebobolan, pelatih MU Ole Gunnar Solksjaer memutuskan menarik keluar CR7 dan menggantikannya dengan Jesse Lingard. Tidak ada yang salah dengan pergantian ini, mungkin sang pelatih ingin permainan agak sedikit bertahan. Karena dengan menarik CR7, otomatis MU bermain tanpa striker.


Bukannya bermain dengan performa terbaiknya, entah mimpi apa Lingard sampai-sampai di menit terakhir dia memberikan back-pass yang lemah ke arah De Gea. Blunder ini pun dimanfaatkan oleh striker YB, Theoson Sibatcheu untuk mencocol si kulit bundar untuk merubah skor menjadi 2-1 untuk keunggulan Young Boys.


Seusai pertandingan, sudah pasti Jesse Lingard sangat menyesali permainannya malam itu. Tidak hanya itu, di dunia maya pun Lingard dan Manchester United menjadi trending. Netizen pun tak lepas ikut serta memperolok blunder yang dilakukan Lingard. Bahkan, Lingard dinobatkan sebagai assist terbaik pada pertandingan tersebut. Jesse Lingard, pemberi umpan terbaik buat Young Boys.

Thursday, May 27, 2021

Akhir Drama Kursi Pelatih Lazio, Inter Milan, Juventus dan Real Madrid

Inilah akhir Drama Kursi Pelatih Lazio, Inter Milan, Juventus dan Real Madrid.

Seperti diketahui bahwa, saat ini kompetisi top liga di benua biru sudah berakhir. Itu artinya, jendela transfer atau transfer window sudah dibuka. Bursa transfer pemain saat ini masih tenang, karena kebanyakan pemain tidak mau memikirkan bursa transfer. Mereka fokus untuk berlatih menghadapi Piala Eropa 2020.

Saat ini, bursa transfer di kursi kepelatihan sedang panas. Setelah kompetisi liga resmi selesai, kursi kepelatihan beberapa klub elit eropa seperti Lazio, Inter Milan, Juventus dan Real Madrid mulai memanas. Diawali dari Inter Milan yang secara mengejutkan mencapai kesepakatan untuk mengakhiri kerjasama dengan sang pelatih Antonio Conte. Padahal sang pelatih baru saja membawa Inter Milan menjuarai Liga Serie A Italia. Kabarnya dikarenakan finansial klub. Inter harus menjual pemain untuk mendapatkan dana segar sebesar 80 juta euro, tidak sesuai dengan rencana Conte. Sehingga Conte sepakat untuk meninggalkan club yang bermarkas di kota Milan.

Antonio Conte resmi meninggalkan Inter Milan

Untuk mengisi kekosongan kursi pelatih, Inter Milan secara resmi menunjuk Simone Inzaghi (eks pelatih Lazio). Dari sisi Lazio pun tak kalah seru drama yang muncul. Sehari sebelum Inter Milan mengumumkan pelatih pengganti, Lazio dan Simone Inzaghi kabarnya sudah mencapai kesepakatan. Mr. Simo panggilan dari Simone Inzaghi akan menetap di Olimpico hingga 2024. Kontrak pun sudah disiapkan oleh sang presiden Lazio, Claudio Lotito. Tapi apa daya, dalam 24 jam terakhir Mr. Simo berubah pikiran dan dia telah meminta izin untuk meninggalkan Lazio untuk bekerjasama dengan Inter Milan. Belum diketahui apa penyebab sang pelatih merubah pikirannya, kemungkinan besar adalah tuntutan mendatangkan pemain yang diinginkan Mr. Simo, tidak bisa diwujudkan.

perpisahan Simone Inzaghi dengan Lazio

Bergeser ke kota Turin, "si nyonya tua" pun resmi bekerjasama kembali dengan Massimo Allegri. Pelatih yang sempat menukangi Juventus periode 2014-2019 kini kembali ke Turin sebagai pelatih utama. Sempat diisukan akan bergabung dengan Real Madrid, karena secara kebetulan Zinedine Zidane juga memutuskan untuk meninggalkan kursi pelatih Los Blancos.

Belum diketahu secara pasti, apa alasan Andrea Pirlo dipecat Juventus dan mundurnya Zidane dari kursi pelatih Real Madrid. Banyak spekulasi yang muncul dan menjurus pada satu kesimpulan yaitu, karena performa tim yang tidak sesuai ekspektasi.

Di bawah asuhan Pirlo, Juventus hampir saja gagal berlaga di Liga Champions karena sempat berada di posisi 5 klasemen. Walaupun pada akhirnya finish di urutan ke 4 klasemen dan berhak berlaga di Liga Champions dan memulai dari babak kualifikasi.

Sementara Real Madrid, secara performa sebenarnya tidak terlalu jelek. Mereka finish di urutan ke 2, satu tingkat di atas musuh bebuyutan mereka Barcelona. Jika dibandingkan musim lalu jelas merosot, Real Madrid gagal mempertahankan juara La Liga. Selain itu, suasana tidak kondusif di ruang ganti juga sebagai salah satu pemicu Zidane meninggalkan Stadion Bernabeu, markas Real Madrid.


Layak ditunggu, siapakah yang akan mengisi kursi pelatih Lazio dan Real Madrid? Menurut kalian siapa yang cocok nih..? 

King Indonesia ! Mulai Menunjukkan Kekuatannya

 Pertandingan Indonesia melawan Arab Saudi pada tanggal 19 November 2024 di Stadion Gelora Bung Karno adalah titik balik dari Timnas Indones...