loading...
Showing posts with label Liga Italia. Show all posts
Showing posts with label Liga Italia. Show all posts

Wednesday, August 28, 2024

Kiper Legenda Timnas Italia

Piala Eropa 2024 telah berakhir dengan Spanyol menjadi juara Piala Eropa 2024. Juara bertahan Italia gagal mempertahankan gelar jawara Eropa 2020. Italia gugur di fase 16 besar, dihentikan oleh Swiss dengan skor telak 2-0. Kita akan ajak penggemar Italia untuk flash back beberapa tahun belakang, mengenang kembali skuat Italia yang berada dibawah mistar gawang. Bisa dikatakan, Italia cukup banyak memiliki penjaga gawang yang cukup melegenda.


1. Dino Zoff

Julukannya adalah il ragno atau si laba-laba. Dino Zoff lahir pada 28 februari 1942 di daerah Gorizia, Italia. Secara resmi, Dino Zoff dipanggil untuk memperkuat timnas Italia dari tahun 1968 hingga 1983. Total penampilan bersama Gli Azzuri adalah sebanyak 112 penampilan. Dino Zoff adalah pemain tertua yang mengangkat Piala Dunia ketika Italia menjuarai piala dunia 1982, dengan usia 40 tahun 4 bulan 13 hari. 


Dino Zoff adalah satu-satunya penjaga gawang Italia yang memenangkan Piala Dunia dan Kejuaraan Eropa. Dino Zoff juga memegang rekor waktu bermain terlama tanpa kebobolan di turnamen internasional selama 1.142 menit pada tahun 1972 dan 1974. 


Di level klub, Dino Zoff sukses bersama Juventus dengan 6 gelar Serie A, 2 gelar Coppa Italia, dan 1 Piala Europe League UEFA. Dino Zoff terakhir aktif dalam dunia sepak bola adalah sebagai pelatih Fiorentina di tahun 2005. 

 


2.       Gianluigi Buffon 

 

Lahir pada tanggal 28 Januari 1978  di Carrara, Italia. Super Gigi dia dipanggil oleh para penggemar. Memulai karir sepak bola dari klub Parma selama 6 tahun sebelum akhirnya berlabuh dan bertahan cukup lama di lavechia signoa Juventus, selama 17 tahun sebelum akhirnya memutuskan pindah ke perancis bersama Paris Saint german. 




Bersama Italia, Buffon sudah melakoni 176 laga di level senior. Debutnya bersama timnas italia pada tanggal 29 oktober 1997, saat usianya masih 19 tahun sebagai pengganti Gianluca Pagliuca yang mengalami cidera saat playoff piala dunia 1998. 



Pada piala dunia 2006 di jerman, buffon berperan besar dalam kesuksesan Italia menjadi juara Piala Dunia. Bermain imbang 1-1 dalam waktu normal dan harus diselesaikan dengan adu pinalti, Buffon berhasil menepis tendangan pinalti David trezeguet. Atas performanya tersebut, Buffo diganjar penghargaan Lev yashin, sebuah penghargaan bagi penjaga gawang. 

 

 

 

3.       Angelo Peruzzi 

 

Bertubuh agak sedikit kekar sehingga secara postur tubuh terlihat tidak terlalu tinggi, itulah ciri khas dari Angelo Peruzzi. Tingginya hanya sekitar 1.8 m bisa dibilang bukan ukuran ideal seorang penjaga gawang dari benua eropa. Tetapi hal itu bukan menjadi halangan buat Angelo “the Tyson” Peruzzi untuk menunjukkan performa dia sebagai penjaga gawang. Lahir pada tanggal 16 februari 1970 di viterbo, italia. Peruzzi banyak menghabiskan karirnya sebagai pemain bersama Juventus. 



Delapan tahun Peruzzi bersama si nyonya tua, Peruzzi menjuarai 3x serie A, 1x coppa italia, 2x super coppa dan di tahun 1996 ikut membawa Juventus meraih gelar liga champions dengan megalahkan Ajax lewat adu pinalti. Bersama timna italia, Peruzzi telah tampil sebanyak 31 kali dalam 11 tahun. Peruzzi sempat keluar dari timnas italia dikarenakan cidera yang dialaminya. 




Peruzzi Kembali ke timnas italia di tahun 2006 saat dibawah asuhan marcello lippi sebagai kiper kedua setelah Buffon. Di tahun tersebut, walaupun hanya bermain 2x saat babak group, peran Peruzzi sangatlah vital karena sebagai tokoh kunci di ruang ganti menurut rekan setimnya daniele de rossi. Italia meraih juara dunia 2006 untuk ke empat kalinya. 

 

 

 

4.       Gianluca Pagliuca 

 

Lahir di Bologna, Italia 18 desember 1966. Gianluca Pagliuca adalah salah satu kiper andalan timnas Italia. Selama 8 tahun bersama skuat Gli Azzuri 1990-1998, Pagliuca sudah tampil sebanyak 39 kali, termasuk tampil di olimpiade di tahun 1996. Pada piala dunia 1994 di Amerika Serikat, dibawah asuhan Arigo Saachi dia mendapatkan tempat sebagai kiper utama walaupun agak sedikit kontroversial ketika dia harus mendapatkan kartu merah saat melawan Norwegia. 



Pagliuca kembali tampil di babak perempat final hingga final melawan Brazil. Italia pun harus  mengakui kekalahan dalam adu pinalti. Secara resmi, Pagliuca masuk skuad Italia selama 3x piala dunia berturut-turut 1990, 1994, 1998. Di tahun 1995, Pagliuca sempat terhenti menjadi kiper timnas Italia, ketika munculnya Angelo Peruzzi yang menjadi kiper utama. Pada level klub, Gianluca Pagliuca cukup loyal pada klub yang dia bela. Sehingga tidak banyak klub yg pernah memakai jasanya.

 



Sampdoria 1987-1994, Inter Milan 1994-1999, Bologna 1999-2006 dan Ascoli 2006-2007. Bersama Sampdoria, pagliuca meraih scudetto dan piala winners. Pasca pensiun sebagai pemain professional, Pagliuca kembali ke kota asalnya Bologna untuk kembali sebagai pelatih muda untuk melatih pada posisi penjaga gawang. Selain itu dia juga aktif memberikan komentar di media-media olahraga. 

 

 

 

5.       Francesco Toldo 

 

Lahir di padua, Italia 2 Desember 1971 dengan tinggi 1.96 meter. Francesco Toldo adalah salah satu kiper Italia yang cukup menjadi legenda. Pernah membela di beberapa klub, Toldo meraih kesuksesan saat membela Fiorentina dari tahun 1993-2001 dengan 266 penampilan. Bersama Fiorentina, Toldo berhasil menjuarai Coppa Italia sebanyak 2x dan Supercoppa Italia 1x serta satu edisi Liga Champions. Sebelum Fiorentina bangkrut, Toldo dijual ke Parma untuk menggantikan Buffon yang hengkang ke Juventus. 



Angka penjualan Toldo sudah deal, tetapi Toldo menolak untuk pindah ke Parma. Toldo memilih untuk membela Inter Milan dari tahun 2001-2010 dengan 148 penampilan. Di level timnas Italia, toldo sudah tampil sebanyak 28 pertandingan. Dia berseragam biru Gli Azzuri dari tahun 1995-2004. Persaingan kiper di timnas Italia cukup berat, Toldo harus bersaing dengan Gianluca Pagliuca dan Angelo Peruzzi. Toldo terpilih sebgai kiper untuk Euro 2000 dan membawa Italia menjadi runner-up. 



Di kejuaraan Euro 2000, Toldo berkontribusi memulangkan tuan rumah Belanda dan Belgia. Toldo menyelamatkan pinalti saat melawan belanda di waktu normal dan 2 tendangan saat adu pinalti. Di final, italia harus menyerah dari Perancis melalui gol emas David Trezeguet. Di tahun 2004, Toldo mengumumkan pensiun dari timnas, laga persahabatan melawan Ceko 18 Februari 2004 adalah laga terkahir sekaligus laga perpiasahan bagi Toldo dengan timnas Italia. 

 


Wednesday, June 5, 2024

Pertandingan Ikonik Di Setiap Liga, Manakah Yang Terbaik?

Setiap kompetisi liga sepakbola, pasti ada satu atau dua pertandingan yang dianggap sebagai icon dari liga tersebut. Dua tim yang selalu menjadi musuh bebuyutan, tidak hanya antar pemainnya tetapi juga antar suporter kedua klub yang sering menimbulkan ketegangan hingga berujung pada kerusuhan. tak jarang kerusuhan antar suporter, mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. 

Berikut adalah dua tim yang selalu menjadi musuh bebuyutan. 

 

1.       AC MILAN vs INTER MILAN 

Siapa yang tidak mengenal kedua klub tersebut. Keduanya bermarkas di kota fashion, Milan. Stadion yang digunakan pun sama, hanya namanya saja yang berbeda. Inter Milan menyebutnya dengan nama Giuseppe Meazza sedangkan AC Milan menyebutnya dengan sebutan San Siro. Duel kedua tim disebut dengan nama “derby della madonnina”. Nama tersebut bukan nama pemain, melainkan objek wisata yang ada di kota Milan. Patung Maria di puncak Katedral Milano yang sering disebut “madonnina”. Hingga september 2023, AC Milan dan Inter Milan secara resmi sudah bertemu sebanyak 238 pertandingan di semua kompetisi. 90 kemenangan untuk Inter milan dan 79 kemenangan untuk AC Milan, sisanya berakhir seri. 




 

2.       ROMA vs LAZIO

Disebut juga dengan derby della capitale atau derby ibu kota. Karena kedua tim sama sama Bermarkas di ibu kota Italia. Stadion Olimpico.  Sebelum pertandingan dimulai, tak jarang tensi sudah meninggi. Tidak hanya antar kedua pelatih yang melakukan psy war, tetapi juga antar suporter yang ikut memanaskan suasana sebelum pertandingan. Menurut situs footystats, pertemuan kedua klub sudah sebanyak 36 pertandingan dengan 16 kemenangan untuk Roma dan 13 kemenangan untuk Lazio, sisanya berakhir imbang. Beberapa kali della capitale dilaksanakan, terjadi kericuhan antar supporter sehingga polisi Italia harus bekerja ekstra.  


 


3.       MANCHESTER UNITED vs MANCHESTER CITY

Ini adalah pertandingan gengsi di kota Manchester, Inggris. Apakah Manchester akan berwarna merah atau berwarna biru, ditentukan oleh derby Manchester. Sama seperti derby di liga lainnya, derby Manchester juga cenderung tensi tinggi dan penuh gengsi. Apalagi ditambah Manchester City pernah terdegradasi ke kasta ketiga Liga Inggris. Selama 4 musim berjuang, akhirnya City berhasil masuk ke liga utama Inggris. Di tangan konglomerat Uni Emirat Arab, klub Manchester City berubah menjadi klub kaya raya dan persaingan dengan Manchester United semakin panas. Tak jarang bentrok kedua tim tak hanya melibatkan antar pemain, bahkan antar pelatih pun juga terlibat. Sampai dengan 3 maret 2024, derby Manchester telah terjadi sebanyak 192 pertandingan di semua kompetisi, United menang sebanyak 78 kali, City sebanyak 61 kali kemenangan dan 53 sisanya berakhir imbang. 





 

4.       REAL MADRID vs BARCELONA 

Ini bukan derby, tapi pertandingan dua klub merupakan ikonik dari La Liga Spanyol. Kedua tim sama sama memiliki pemain bintang dan saling kejar mengejar di kompetisi la liga. Bentrok kedua klub ini disebut juga dengan nama el classico atau pertandingan klasik. Pertandingan Real Madrid vs Barcelona pertama kali digelar di Old Ttrafford, Inggris 13 Mei 1902 dan dimenangkan oleh Barcelona 3-1. Dalam rekor pertemuan di semua kompetisi telah terjadi sebanyak 256 pertandingan, Real Madrid meraih 104 kemenangan dan Barcelona 100 kali kemenangan. Sisanya 52 pertandingan berakhir seri. 




 

5.       BAYERN MUENCHEN vs BORUSSIA DORTMUND 

Ini bukanlah derby, tapi dua tim ini adalah musuh bebuyutan. laga kedua tim disebut juga dengan nama der klassiker, sama seperti el classico tapi dalam bahasa Jerman. Persaingan kedua tim muncul karena murni kompetisi, apalagi ditambah sejarah transfer pemain kedua tim yang pernah saling menyebrang. Contohnya Robert Lewandowski, setelah lama membela Dortmund dia memilih untuk menyebrang ke Muenchen. Begitu juga dengan Matt Hummels yang menyebrang ke Muenchen walopun akhirnya kembali ke Dortmund. Rekor pertemuan kedua tim sejak 2003 adalah 59 pertandingan, Muenchen lebih unggul dengan 32 kemenangan dan Dortmund 15 kali kemenangan. Sisanya 12 pertandingan berakhir seri. 




Menurut kalian, Pertandingan Ikonik Di Setiap Liga, Manakah Yang Terbaik? Atau ada pertandingan dua tim yang lebih seru lagi? Tulis di kolom komentar ya? 

 


Monday, February 13, 2023

Juan Sebastian Veron "Si Penyihir Kecil", Sihirnya Tak Bekerja di Tanah Inggris

Pada medio tahun 90-an pemain ini mendapat julukan La Brujita yang artinya "si penyihir kecil". Julukan ini tidak semerta-merta menempel dalam dirinya. Posisinya sebagai gelandang serang dan pengatur ritme serangan sebuah tim, seperti penyihir yang sedang menunjukan kekuatan magicnya. 

Lahir pada 9 Maret 1975, bernama lengkap Juan Sebastian Veron dan memulai karirnya dari klub Estudiantes. Klub dimana sang ayah Juan Ramon juga pernah bermain di klub tersebut. Selama 2 tahun bermain liga domestik Argentina, Juan Veron dilirik Sampdoria yang kala itu dilatih oleh Sven-Goran Erikson dan dari klub itulah pemain yang identik dengan kepala plontos ini memulai karirnya di Eropa saat usianya masih 21 tahun.

Magicnya selama di Sampdoria hanya bertahan 2 tahun. Karena di tahun 1998, Parma mengontraknya sebesar 15 juta poundsterling untuk berbaju kuning biru. Walaupun hanya bertahan selama 1 musim di Parma, tetapi pilihan Parma tidaklah salah. Selama 1 musim tersebut, Veron berhasil membawa Parma juara Piala UEFA yang di final mengalahkan Marseille dan juga menjuarai Coppa Italia.


Di tahun 1999, klub ibu kota Italia, SS Lazio meminangnya sebesar 18 juta poundsterling untuk bermarkas di Stadion Olimpico. Veron kembali bertemu dengan pelatihnya saat di Sampdoria, Sven-Goran Erikson. Bersama Lazio, karir Veron sangat meroket. Selama 2 musim berkostum biru langit, Veron membawa Lazio meraih 5 trophy;

1. juara Liga Italia Serie A tahun 1999/2000

2. juara coppa italia 1999/2000

3. juara super coppa italia tahun 2000

4. Piala Winners (sekarang Piala UEFA) tahun 1999

5. Piala Super UEFA tahun 1999


Di tahun 2001, Veron menerima pinangan Manchester United dengan mahar 28 juta poundsterling yang menjadi nilai transfer termahal saat itu. Sukses dengan Lazio, nyatanya bukan jaminan bagi Veron untuk bisa langsung nyetel dengan permainan di Liga Inggris bersama MU. Karakter permainan di Liga Inggris yang cenderung cepat menjadi salah satu faktor, sulitnya dia beradaptasi di MU. Selain itu kalah bersaing dengan Paul Sccholes dan Roy Keane. Selama 2 musim bersama MU, Veron memutuskan pindah dan berggabung bersama Chelsea. Tapi sayang, dewi fortuna belum berpihak kepadanya. Cidera panjang membuatnya semakin tenggelam di Liga Inggris dan hanya tampil 7 kali bersama Chelsea hingga akhirnya dipinjamkan ke Inter Milan dan menjuarai Liga Italia dan 2 trophy Coppa Italia. 


Tahun 2007, kontraknya bersama Chelsea berakhir dan Veron memutuskan pulang ke Argentina dan memperkuat klub dimana dia berasal, Estudiantes. Di tahun 2014, Veron memutuskan untuk gantung sepatu dan di tahun yang sama dia menjadi Presiden klub Estudiantes. Selama 20 tahun berkarir di sepak bola, Juan Veron mengoleksi 510 kali penampilan dan 68 gol. Bersama timnas Argentina, dia mencatatkan 73 kali caps dan 9 gol.


"Tell the fans to enjoy themselves. I will give nothing, but the best" - Juan Sebastian Veron "Si Penyihir Kecil", Sihirnya Tak Bekerja di Tanah Inggris

Friday, January 27, 2023

Daftar Pemain Yang Pernah Pindah Ke Klub Rival

Dalam dunia olahraga sepakbola, bursa transfer pemain merupakan momen yang paling sangat ditunggu tunggu. Karena akan menghadirkan banyak kejutan, mulai dari perpindahan pemain bintang hingga pemecahan rekor harga transfer. Pada momen jendela transfer, tak jarang beberapa pemain pindah dari klub lama menuju klub rival yang pada akhirnya dicap sebagai pengkhianat oleh para fans. Ada beberapa pemain yang masuk dalam daftar "pemain pengkhianat" dan dibenci oleh para fans di klub lama mereka. Berikut Daftar Pemain Yang Pernah Pindah Ke Klub Rival.


1. Robert Lewandowski (Borussia Dortmund ke Bayern Muenchen)

Siapa yang tidak kenal dengan striker andalan Timnas Polandia ini. Empat musim dia habiskan bersama Borussia Dortmund, sejak tahun 2010. Satu gelar Bundesliga dia persembahkan untuk Dortmund yang pada akhirnya di tahun 2014, Lewandowski berstatus bebas transfer dan memutuskan bergabung bersama Bayern Muenchen. Robert Lewandowski memecahkan rekor dengan mencetak gol terbanyak, 40 gol dalam satu musim. Saat perpisahannya dengan Dortmund cukup membuat emosional sang pemain dan para fans yang hadir di Signal Iduna Park, markas Borussia Dortmund.


2. Zlatan Ibrahimovic (Juventus ke Inter Milan)

Pemain yang di tahun 2023 ini genap berusia 42 tahun ini sepertinya masih belum memutuskan untuk gantung sepatu alias pensiun. Selama karirnya, Zlatan telah meraih gelar juara liga di 4 negara berbeda, yaitu di Belanda bersama Ajax, Italia bersama Inter Milan dan AC Milan, Spanyol bersama Barcelona dan Paris bersama PSG. Zlatan pindah dari Juventus dikarenakan adanya kasus calciopoli yang menghantam Juventus sehingga harus turun ke level Seri B. Zlatan ogah untuk bermain di kasta kedua dan memutuskan memilih berseragam Inter Milan di tahun 2006. Sekarang, Zlatan masih berseragam merah hitam kebanggaan AC Milan.


3. Andrea Pirlo (AC Milan ke Juventus)

Bagi pecinta Timnas Italia pasti tidak asing dengan nama pemain satu ini, Andrea Pirlo. Pengatur aliran bola dalam tim, membuat dia dijuluki sebagai sang maestro lapangan tengah. Hampir satu dekade dia berbaju merah hitam AC Milan, hingga akhirnya dia berstatus bebas transfer dan Juventus pun mengambilnya untuk bergabung pada tahun 2011. Ternyata itu adalah keputusan yang tepat, Andrea Pirlo bersama Juventus meraih gelar Serie A sebanyak empat kali secara berturut turut. Andrea Pirlo sejatinya pernah berseragam Inter Milan yang merupakan seteru abadi AC Milan. Sayang, kurangnya kesempatan bermain, membuat Pirlo harus dipinjamkan ke Brescia dan akhirnya dipermanenkan oleh AC Milan.


4. Luis Suarez (Barcelona ke Atletico Madrid)

Luis Suarez merupakan salah satu striker yang berbahaya dan mematikan jika sudah berada on position. Karirnya cemerlang di Ajax hingga dilirik untuk bermain di Anfield, markas Liverpool. Di kedua klub itu, Suarez sangat produktif hingga akhirnya dia memutuskan pindah ke Barcelona dan gemilang selama 6 musim dengan torehan hampir 200 gol di seluruh kompetisi. Pada musim 2019-2020, bisa dibilang adalah musim yang tak bersahabat dengan Barcelona, karena tak ada satu gelar pun yang diraih, sehingga Suarez pun dilepas dan akhirnya berlabuh di Atletico Madrid. Sebenarnya, rivalitas Barcelona dengan Atletico Madrid tidak seganas antara Barcelona dengan Real Madrid. Di musim pertamanya dengan Atletico Madrid, Suarez langsung moncer dengan meraih gelar La Liga bersama Atletico Madrid. Gelar yang sudah ditunggu hampir 7 tahun lamanya oleh Atletico Madrid.


5. Luis Figo (Barcelona ke Real Madrid)

Inilah peristiwa transfer pemain yang paling fenomenal dan kontroversial. Pada tahun 2000, Figo memutuskan untuk berkostum putih Real Madrid. Tentunya, transfer ini membuat gempar para fans Barcelona. Seperti diketahui rivalitas kedua klub ini sangat ekstrim dan fansnya pun cenderung fanatisme. Berkostum Barcelona sejak tahun 1995-2000, Figo mempersembahkan beberapa gelar untuk Barcelona. Tapi sayang, gelar Liga Champion belum sempat. Sedangkan bersama Real Madrid, selain mempersembahkan gelar la liga, Figo juga ikut andil membawa Real Madrid juara Liga Champion di tahun 2002 dan UEFA Super Cup di tahun yang sama. Saking bencinya fans Barcelona dengan dia, saat pertandingan melawan Barcelona di Camp Nou. Luis Figo dilempar kepala babi oleh fans yang membenci dia. Setelah 5 musim membela Real Madrid, Luis Figo memutuskan untuk hengkang dan terbang ke negeri pizza untuk berseragam Inter Milan.


Menurut kalian, pantas kah mereka disebut pemain pengkhianat? atau kalian punya daftar pemain lain yang pindah ke klub rival selain ini?

Thursday, June 2, 2022

Ini Dia Klub Yang Akan Menampung Paulo Dybala dan Paul Pogba

 Tanggal 17 Mei 2022 adalah merupakan tanggal bersejarah bagi Paulo Dybala. Tepat di tanggal tersebut Dybala melakoni laga terakhirnya bersama Juventus. Kala itu Juventus bertemu dengan Lazio di kompetisi Serie A Italia yang juga merupakan pekan terakhir dalam kompetisi tersebut.

Dybala sudah berseragam "Zebra" garis hitam-putih sejak 2015. Dia ditransfer ke Juventus dari Palermo dengan mahar hampir 40 juta euro. Selama membela Juventus, Dybala telah banyak memberikan gelar kepada 'la vechia signora', salah satunya adalah gelar scudetto untuk si nyonya tua, Juventus.

Paulo Dybala dengan selebrasinya setelah cetak gol

Juni 2022 adalah bulan dimana kontrak Dybala dengan Juventus berakhir. Kesepakatan antara Dybala dan Juventus tidak menemui titik temu. Keduanya pun sepakat berpisah. Jelas ini kerugian besar buat Juventus harus kehilangan pemain sekelas Dybala dengan gratis. Dybala saat ini adalah pemain dengan free agent, dia bebas membubuhkan tanda tangannya di klub mana saja yang dia suka dan bisa memenuhi keinginannya.

Banyak tawaran datang dari beberapa klub dari Italia diantaranya, AC Milan, Inter Milan, dan AS Roma. Klub dari luar Italia juga ikut berkompetisi mendapatkan servis dari pemain berpaspor Argentina ini. 

Kompetisi liga 2021/2022 di benua eropa sudah berakhir. Beberapa klub mulai berbenah, dengan melakukan pembelian pemain baru atau memperpanjang kontrak pemain kunci hingga mendatangkan pelatih baru.

Kalau Juventus harus rela kehilangan Paulo Dybala dengan cara gratis. Manchester United (MU) pun mengikuti jejak Juventus. MU harus rela kehilangan secara gratis gelandang elegan mereka Paul Pogba. 

Paul Pogba secara resmi keluar dari MU

Paul Pogba pun sudah mengumumkan dirinya akan meninggalkan MU setelah kontraknya habis di tanggal 30 Juni 2022. Paul Pogba sejatinya adalah jebolan akademi MU, sempat berseragam Juventus dan moncer ketika bermain di tanah Italia. Pogba dipinang untuk kembali pulang ke MU pada tahun 2016. Selama 6 tahun berseragam setan merah, Paul Pogba tak mampu memboyong satu piala pun ke dalam Old Trafford. Prestasi terbaiknya adalah membawa MU menjadi runner-up Liga Inggris.

Kabarnya, tidak diperpanjangnya kontrak Paul Pogba dikarenakan menit bermain Pogba yang berkurang setelah recovery dari cidera. Selain itu, puasa gelar MU yang cukup lama membuat Pogba jenuh.

Saat ini, Juventus dan Paris Saint-Germain siap menampung pemain 'buangan' dari MU tersebut.


Monday, January 17, 2022

Inilah Pelatih Sepakbola Yang Tidak Pernah Berkarier Sebagai Pemain Profesional

"Apakah pelatih sepakbola, bisa main sepakbola?" pertanyaan yang disampaikan Deddy Corbuzier dalam podcastnya bersama pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-Yong menjadi viral. Pertanyaan tersebut dianggap merendahkan pelatih atau bahkan sedikit menghina.

Bagi penggemar sepakbola, memang hal yang wajar jika pemain sepakbola yang kemudian pensiun maka akan beralih menjadi pelatih. Sebut saja, Zinedine Zidane, Antonio Conte, Simone Inzaghi, Diego Simeone dan masih banyak lagi yang lainnya. Tapi, penggemar sepakbola mungkin tidak banyak yang tahu ada beberapa pelatih dengan prestasi yang moncer, tidak pernah mencicipi karier sebagai pesepakbola profesional. Inilah pelatih sepakbola yang tidak pernah berkarier sebagai pemain profesional.


1. Julian Nagelsmann

Pelatih yang mengawali karier kepelatihannya saat masih berusia 28 tahun, bersama klub Jerman, Hoffeinheim di tahun 2015. Julian adalah seorang sarjana Adminsitrasi Bisnis dan Ilmu Olahraga. Dia sama sekali tidak punya karier sebagai pesepakbola profesional. Bersama Hoffeinheim, Julian berhasil membawa klub tersebut lolos dari degradasi dan lolos ke Liga Champions untuk pertama kalinya. Kariernya berlanjut ke RB Leipzig pada tahun 2019-2020 dan mengkandaskan perjuangan Tottenham Hostpurs 4-0 di Liga Champions. Sekarang, Julian masih menukangi Lewandowski, dkk di Bayern Muenchen.


2. Brendan Rodgers

Nama pelatih ini sangat tidak asing di telinga Liverpudlian. Brendan Rodgers menjadi pelatih Liverpool pada tahun 2012-2015. Pada saat usia 20 tahun, Brendan Rodgers mengalami cidera lutut dan tidak memungkinkan menjadi pemain bola profesional. Karier kepelatihannya dimulai dari Chelsea sebagai asisten Jose Maurinho di tahun 2004 dan resmi menjadi pelatih kepala di tahun 2008 saat menjadi pelatih Watford. Prestasi selama menjadi pelatih adalah membawa Glasgow Celtic menjadi juara di liga Skotlandia, apalagi sebelumnya dia mengalami masa sulit di Liverpool dan kemudian dipecat. Saat ini Brendan Rodgers masih menjabat sebagai pelatih Leicester City


3. Andre Villas-Boas

Bisa dikatakan, ini adalah pelatih yang mencuri perhatian. Di usianya yang terbilang masih muda, dia berhasil membawa FC Porto meraih treble winner, Liga Premiera, Piala Portugal dan Liga Europa di musim perdananya sebagai pelatih 2010-2011. Andre Villas-Boas sejatinya adalah seorang biasa yang berkutat dengan dunia manajemen. Karena berani mengungkapkan pendapatnya mengenai sepakbola, kariernya pun berubah. Di usia 19 tahun dia mendapatkan lisensi A kepelatihan dan menjadi asisten pelatih FC Porto saat itu yaitu, Jose Maurinho. Klub yang pernah dilatih oleh dia adalah Chelsea, Tottenham Hotspurs, dan Marseille.


4. Maurizio Sarri

Pelatih yang nyentrik dan khas karena prokok berat, saat ini video ini dibuat sedang menukangi klub ibu kota dari Italia. SS Lazio. Frustasi karena tidak berhasil menembus level amatir ditambah cidera yang dialaminya, Sarri memutuskan untuk banting setir menjadi seorang bankir. Karier Sarri di dunia kepelatihan sepakbola dimulai saat dia berusia 30 tahun. Di tahun 2015 dia dipercaya melatih Napoli dan membuat klub tersebut menajdi klub yang sangat agresif dan sulit dikalahkan. Tanpa gelar bersama Napoli, Sarri memutuskan menyebrang ke negara Inggris untuk melatih Chelsea dan tepat sekali di tahun 2018-2019, Chelsea menjadi juara Liga Europa. Hanya bertahan setahun, Sarri pulang kampung untuk menjadi pelatih Juventus dan menggiring Juventus menjadi Scudetto di tahun 2019-2020.



5. Leonardo Jardim

Jardim memulai karir kepelatihannya di usia muda, 27 tahun sebagai asisten pelatih klub di liga 2 Portugal. Karir pelatih kepala, dimulai saat usianya 35 tahun saat melatih Braga, Olympiacos, dan Sporting Lisbon, masing-masing dalam waktu selama 1 musim. Walaupun selama 1 musim, ketiga klub tersebut mengalami performa yang sangat baik. Olympiacos dibawanya menjuarai Liga Yunani dan Piala Yunani. Kemudian dia pindah ke Perancis untuk melatih AS Monaco. Tidak tanggung tanggung, AS Monaco dibawanya menjadi juara Liga Perancis tahun 2017 sekaligus menembus semifinal Liga Champions. Pada tahun 2018 dia dipecat AS Monaco. Tahun 2022/2023, dia tercatat sebagai pelatih Shabab Al Ahli, klub di Uni Emirat Arab. 



Untuk menjadi pelatih sepakbola, tidak harus menjadi pemain sepakbola dulunya, Asal punya strategi dan lisensi kepelatihan, sudah bisa jadi pelatih. Supaya dilirik dan direkrut klub besar, harus menunjukkan prestasi sebagai pelatih. Bagaimana menurut kalian?





Wednesday, September 15, 2021

Jesse Lingard, Pemberi Umpan Terbaik Buat Young Boys

 Liga Champion sudah bergulir, dan pertandingan pertama bagi Manchester United (MU) adalah melawan Young Boys (YB), klub yang berawal dari Swiss. Di atas kertas, MU seharusnya bisa menang mudah bahkan prediksinya adalah pesta gol. Prediksi ini wajar, mengingat skuad MU ayng bertabur bintang ditambah lagi dengan pemain mega bintang yang "kembali pulang" Cristiano Ronaldo, tentunya MU bisa dengan mudah memenangkan pertandingan.

Pada menit ke-13, Ronaldo berhasil menceploskan bola ke dalam gawang YB. Skor pun berubah menjadi 1-0 untuk MU. Akan tetapi kondisi berubah terbalik, sejak petaka pemain MU, Wan-Bissaka diganjar kartu merah pada menit ke-35.


Pelanggaran keras yang dilakukan oleh Wan-Bissaka cukup membuat permainan MU kocar kacir yang puncaknya adalah di babak kedua, Moumi Ngamaleu pada menit ke-66 berhasil menyambar bola umpan dari rekan setimnya untuk menyamakan skor menjadi 1-1.


Setelah kebobolan, pelatih MU Ole Gunnar Solksjaer memutuskan menarik keluar CR7 dan menggantikannya dengan Jesse Lingard. Tidak ada yang salah dengan pergantian ini, mungkin sang pelatih ingin permainan agak sedikit bertahan. Karena dengan menarik CR7, otomatis MU bermain tanpa striker.


Bukannya bermain dengan performa terbaiknya, entah mimpi apa Lingard sampai-sampai di menit terakhir dia memberikan back-pass yang lemah ke arah De Gea. Blunder ini pun dimanfaatkan oleh striker YB, Theoson Sibatcheu untuk mencocol si kulit bundar untuk merubah skor menjadi 2-1 untuk keunggulan Young Boys.


Seusai pertandingan, sudah pasti Jesse Lingard sangat menyesali permainannya malam itu. Tidak hanya itu, di dunia maya pun Lingard dan Manchester United menjadi trending. Netizen pun tak lepas ikut serta memperolok blunder yang dilakukan Lingard. Bahkan, Lingard dinobatkan sebagai assist terbaik pada pertandingan tersebut. Jesse Lingard, pemberi umpan terbaik buat Young Boys.

Thursday, May 27, 2021

Akhir Drama Kursi Pelatih Lazio, Inter Milan, Juventus dan Real Madrid

Inilah akhir Drama Kursi Pelatih Lazio, Inter Milan, Juventus dan Real Madrid.

Seperti diketahui bahwa, saat ini kompetisi top liga di benua biru sudah berakhir. Itu artinya, jendela transfer atau transfer window sudah dibuka. Bursa transfer pemain saat ini masih tenang, karena kebanyakan pemain tidak mau memikirkan bursa transfer. Mereka fokus untuk berlatih menghadapi Piala Eropa 2020.

Saat ini, bursa transfer di kursi kepelatihan sedang panas. Setelah kompetisi liga resmi selesai, kursi kepelatihan beberapa klub elit eropa seperti Lazio, Inter Milan, Juventus dan Real Madrid mulai memanas. Diawali dari Inter Milan yang secara mengejutkan mencapai kesepakatan untuk mengakhiri kerjasama dengan sang pelatih Antonio Conte. Padahal sang pelatih baru saja membawa Inter Milan menjuarai Liga Serie A Italia. Kabarnya dikarenakan finansial klub. Inter harus menjual pemain untuk mendapatkan dana segar sebesar 80 juta euro, tidak sesuai dengan rencana Conte. Sehingga Conte sepakat untuk meninggalkan club yang bermarkas di kota Milan.

Antonio Conte resmi meninggalkan Inter Milan

Untuk mengisi kekosongan kursi pelatih, Inter Milan secara resmi menunjuk Simone Inzaghi (eks pelatih Lazio). Dari sisi Lazio pun tak kalah seru drama yang muncul. Sehari sebelum Inter Milan mengumumkan pelatih pengganti, Lazio dan Simone Inzaghi kabarnya sudah mencapai kesepakatan. Mr. Simo panggilan dari Simone Inzaghi akan menetap di Olimpico hingga 2024. Kontrak pun sudah disiapkan oleh sang presiden Lazio, Claudio Lotito. Tapi apa daya, dalam 24 jam terakhir Mr. Simo berubah pikiran dan dia telah meminta izin untuk meninggalkan Lazio untuk bekerjasama dengan Inter Milan. Belum diketahui apa penyebab sang pelatih merubah pikirannya, kemungkinan besar adalah tuntutan mendatangkan pemain yang diinginkan Mr. Simo, tidak bisa diwujudkan.

perpisahan Simone Inzaghi dengan Lazio

Bergeser ke kota Turin, "si nyonya tua" pun resmi bekerjasama kembali dengan Massimo Allegri. Pelatih yang sempat menukangi Juventus periode 2014-2019 kini kembali ke Turin sebagai pelatih utama. Sempat diisukan akan bergabung dengan Real Madrid, karena secara kebetulan Zinedine Zidane juga memutuskan untuk meninggalkan kursi pelatih Los Blancos.

Belum diketahu secara pasti, apa alasan Andrea Pirlo dipecat Juventus dan mundurnya Zidane dari kursi pelatih Real Madrid. Banyak spekulasi yang muncul dan menjurus pada satu kesimpulan yaitu, karena performa tim yang tidak sesuai ekspektasi.

Di bawah asuhan Pirlo, Juventus hampir saja gagal berlaga di Liga Champions karena sempat berada di posisi 5 klasemen. Walaupun pada akhirnya finish di urutan ke 4 klasemen dan berhak berlaga di Liga Champions dan memulai dari babak kualifikasi.

Sementara Real Madrid, secara performa sebenarnya tidak terlalu jelek. Mereka finish di urutan ke 2, satu tingkat di atas musuh bebuyutan mereka Barcelona. Jika dibandingkan musim lalu jelas merosot, Real Madrid gagal mempertahankan juara La Liga. Selain itu, suasana tidak kondusif di ruang ganti juga sebagai salah satu pemicu Zidane meninggalkan Stadion Bernabeu, markas Real Madrid.


Layak ditunggu, siapakah yang akan mengisi kursi pelatih Lazio dan Real Madrid? Menurut kalian siapa yang cocok nih..? 

Monday, September 7, 2020

Direktur Olahraga Klub, Dibalik Transfer Pemain. Siapa Saja Mereka?

Kompetisi liga Eropa sebentar lagi akan bergulir kembali dan bursa transfer pemain masih dibuka. Klub-klub di Eropa mulai bergerilya pemain untuk melengkapi skuad mereka. Dibalik transfer perpindahan pemain dari satu klub ke klub lainnya, selain melibatkan agen sang pemain juga melibatkan sang Direktur Olahraga klub. Tugas mereka selain talent scouts juga bertugas sebagai tukang tawar harga alias negotiator. Beberapa klub memiliki Direktur Olahraga yang cukup handal, siapa saja mereka, berikut daftarnya:


1. Marc Overmars (AFC Ajax Amsterdam)

Nama ini mungkin tidak asing bagi penggemar sepakbola. Marc Overmars adalah salah satu pemain sayap yang handal dan lincah yang pernah dimiliki oleh Timnas Belanda. Pernah membela beberapa klub besar seperti Barcelona dan Arsenal dan tampil bersama The Orange Belanda sebanyak 86 kali dengan 17 gol. Marc memutuskan gantung sepatu di tahun 2004 karena cidera yang berkepanjangan. Alih-alih setelah pensiun menjadi pelatih, Marc meneruskan karirnya sebagai Direktur Olahraga di klub negara asalnya, AFC Ajax Amsterdam. Sebut saja Justin Kluivert (anak dari penyerang Barcelona yang sudah pensiun, Patrick Kluivert), Frankie de Jong, dan Matthijs de Light merupakan pemain rekrutan dari tangan dingian Marc yang membuat Ajax untung besar.



2. Igli Tare (SS. Lazio)

Ketika menjadi pemain, Igli Tare namanya memang tidak tenar. Mantan pemain timnas Albania ini berposisi sebagai penyerang ketika masih aktif bermain. Mulai dikenal, ketika berkarir di Italia bersama klub Brescia, Bologna dan pensiun ketika membela elang ibu kota, Lazio. Instingnya dalam menyerang digunakan saat talent scouts untuk Lazio. Banyak pemain yang direkrut oleh Lazio merupakan jasa dari seorang Igli Tare. Paling anyar adalah penjualan Felipe Anderson ke West Ham United membuat Lazio untung besar. Igli Tare digadang-gadang akan memenangkan penghargaan sebagai Direktur Olahraga terbaik, tentunya akan berdampak pada dirinya yang diincar oleh banyak klub eropa.



3. Michael Edwards (Liverpool FC)

Sosok ini mungkin kalah tenar oleh nama sang manajer Jurgen Klopp. Tapi otak dan dalang dibalik dari skuad Liverpool saat ini adalah tak lain dan tak bukan Michael Edwards. Mengawali sebagai pemain professional di klub yang antah berantah, itupun hanya sebagai pemain pelapis alias cadangan mati. Merasa karirnya tak berkembang, dia memutuskan untuk melanjutkan studi di bidang IT dan Bisnis hingga akhirnya nasib membawanya kembali ke sepakbola buka sebagai pemain tetap sebagai negotiator. Edwards berhasil memboyong pemain kunci Liverpool saat ini seperti Van Dijk, Salah, Mane, Alisson dan Fabinho. Selain itu, dia berhasil melego Coutinho ke Barcelona yang dananya dipakai untuk mendapatkan tanda tangan bek tangguh Van Dijk.



4. Arsene Wenger (Arsenal FC)

Namanya lebih dikenal sebagai manajer dari meriam London, Arsenal. Ya, jabatannya memang sebagai manajer tapi dia memegang penuh pemain mana yang harus direkrut. Bukan main-main, pemain yang direkrut adalah pemain muda yang harganya masih sangat murah. Setelah dipoles dan ditempa oleh Wenger, pemain muda tersebut langsung bernilai sangat mahal saat di usia muda. Tak heran, Arsene Wenger dijuluki "The Prof" alias sang professor. Sebut saja Cesc Fabregas, Andrei Arshavin, Ashley Cole dan yang paling fenomenal adalah Tierry Henry. Tangan dingin Wenger memang ampuh dan seprti mempuanyai daya magic dalam memoles pemain muda. Tapi sayang, polesannya tidak pernah berhasil membawa Arsenal juara Liga Inggris.





King Indonesia ! Mulai Menunjukkan Kekuatannya

 Pertandingan Indonesia melawan Arab Saudi pada tanggal 19 November 2024 di Stadion Gelora Bung Karno adalah titik balik dari Timnas Indones...