loading...
Showing posts with label Liga Inggris. Show all posts
Showing posts with label Liga Inggris. Show all posts

Monday, February 13, 2023

Juan Sebastian Veron "Si Penyihir Kecil", Sihirnya Tak Bekerja di Tanah Inggris

Pada medio tahun 90-an pemain ini mendapat julukan La Brujita yang artinya "si penyihir kecil". Julukan ini tidak semerta-merta menempel dalam dirinya. Posisinya sebagai gelandang serang dan pengatur ritme serangan sebuah tim, seperti penyihir yang sedang menunjukan kekuatan magicnya. 

Lahir pada 9 Maret 1975, bernama lengkap Juan Sebastian Veron dan memulai karirnya dari klub Estudiantes. Klub dimana sang ayah Juan Ramon juga pernah bermain di klub tersebut. Selama 2 tahun bermain liga domestik Argentina, Juan Veron dilirik Sampdoria yang kala itu dilatih oleh Sven-Goran Erikson dan dari klub itulah pemain yang identik dengan kepala plontos ini memulai karirnya di Eropa saat usianya masih 21 tahun.

Magicnya selama di Sampdoria hanya bertahan 2 tahun. Karena di tahun 1998, Parma mengontraknya sebesar 15 juta poundsterling untuk berbaju kuning biru. Walaupun hanya bertahan selama 1 musim di Parma, tetapi pilihan Parma tidaklah salah. Selama 1 musim tersebut, Veron berhasil membawa Parma juara Piala UEFA yang di final mengalahkan Marseille dan juga menjuarai Coppa Italia.


Di tahun 1999, klub ibu kota Italia, SS Lazio meminangnya sebesar 18 juta poundsterling untuk bermarkas di Stadion Olimpico. Veron kembali bertemu dengan pelatihnya saat di Sampdoria, Sven-Goran Erikson. Bersama Lazio, karir Veron sangat meroket. Selama 2 musim berkostum biru langit, Veron membawa Lazio meraih 5 trophy;

1. juara Liga Italia Serie A tahun 1999/2000

2. juara coppa italia 1999/2000

3. juara super coppa italia tahun 2000

4. Piala Winners (sekarang Piala UEFA) tahun 1999

5. Piala Super UEFA tahun 1999


Di tahun 2001, Veron menerima pinangan Manchester United dengan mahar 28 juta poundsterling yang menjadi nilai transfer termahal saat itu. Sukses dengan Lazio, nyatanya bukan jaminan bagi Veron untuk bisa langsung nyetel dengan permainan di Liga Inggris bersama MU. Karakter permainan di Liga Inggris yang cenderung cepat menjadi salah satu faktor, sulitnya dia beradaptasi di MU. Selain itu kalah bersaing dengan Paul Sccholes dan Roy Keane. Selama 2 musim bersama MU, Veron memutuskan pindah dan berggabung bersama Chelsea. Tapi sayang, dewi fortuna belum berpihak kepadanya. Cidera panjang membuatnya semakin tenggelam di Liga Inggris dan hanya tampil 7 kali bersama Chelsea hingga akhirnya dipinjamkan ke Inter Milan dan menjuarai Liga Italia dan 2 trophy Coppa Italia. 


Tahun 2007, kontraknya bersama Chelsea berakhir dan Veron memutuskan pulang ke Argentina dan memperkuat klub dimana dia berasal, Estudiantes. Di tahun 2014, Veron memutuskan untuk gantung sepatu dan di tahun yang sama dia menjadi Presiden klub Estudiantes. Selama 20 tahun berkarir di sepak bola, Juan Veron mengoleksi 510 kali penampilan dan 68 gol. Bersama timnas Argentina, dia mencatatkan 73 kali caps dan 9 gol.


"Tell the fans to enjoy themselves. I will give nothing, but the best" - Juan Sebastian Veron "Si Penyihir Kecil", Sihirnya Tak Bekerja di Tanah Inggris

Monday, February 6, 2023

Profesi Pemain Bintang Sepakbola Setelah Pensiun: Tidak Berhubungan dengan Sepakbola

 Sebagai atlit olah raga, tentu ada masanya harus pensiun. Begitu juga dengan atlit sepak bola yang normalnya ketika masuk masa pensiun akan melanjutkan kariernya tidak jauh-jauh dari lapangan hijau. Tidak harus sebagai pelatih, bisa juga sebagai pemandu dan pencari bakat, agen pemain atau masuk ke dalam manajemen klub.

Berbeda dengan mantan pemain bintang sepakbola terkenal ini. Mereka memilih profesi dan kariernya jauh dari lapangan hijau dan justru bisa dibilang sukses dengan karier barunya.

Profesi Pemain Bintang Sepakbola Setelah Pensiun: Tidak Berhubungan dengan Sepakbola

1. Mathieu Flamini

Pemain kelahiran Prancis tahun 1984 ini memulai karirnya secara pemain senior di Marseille tahun 2003-2004. Satu musim di Marseille, Flamini memilih menerima pinangan Arsenal yang kala itu dilatih oleh Arsene Wenger dan bertahan selama 4 musim, hingga akhirnya terbang ke kota Milan untuk bergabung bersama AC Milan. Singkat cerita, Flamini pensiun dari dunia sepak bola pada tahun 2019 bersama klub Getafe. Bergabung bersama Getafe selama 2 musim, Flamini tidak pernah diturunkan sama sekali untuk bermain. Setelah pensiun, Flamini memilih meneruskan bisnis yang sudah dibangunnya sejak bermain bersama AC Milan. Bersama temannya, Flamini mendirikan "GFBioChemicals" yang merupakan bisnis di bidang energi bersih. Perusahaan pertama di dunia yang mampu memproduksi asam levulinat (suatu zat digunakan dalam industri farmasi dan bahan tambahan dalam bahan bakar) secara massal. Jadi wajar, tak bermain selama di Getafe pun tak apa. Karena Flamini sudah mendapatkan hasil yang lebih dari gajinya di Getafe.


2. Tim Weise

Pemain yang berposisi sebagai penjaga gawang atau goal keeper ini, memulai karir profesional sepakbolanya dari klub Jerman, Koln. Selama 7 tahun karir sepakbolanya dengan berbakti kepada klub Werder Bremen dan tampil sebanyak 194 kali. Tidak ada prestasi mencolok yang diraihnya selama berkarir di sepakbola, hanya saja dia pernah mengenakan jersey Timnas Jerman dan hanya tampil 6 kali memperkuat negaranya. Tahun 2014, Weise menyatakan untuk pensiun. Dia pensiun saat bermain untuk klub Hoffeinheim, dia dikontrak selama 2 musim dan hanya tampil sebanyak 10 kali. Di tahun 2016, dia menerima undangan dari atlit Triple H untuk latihan dan meningkatkan gulatnya. Di tahun yang sama, Wiese melakoni debut pertamanya sebagai pegulat profesional.


3. Thomas Gravesen

Namanya mungkin tidak setenar Cristiano Ronaldo, Gareth Bale, dan Michael Owen. Tapi siapa sangka dia adalah salah satu pemain dari Liga Inggris yang pernah mencicipi mewahnya berkostum Real Madrid. Dia adalah salah satu rekrutan "terabsurd" yang pernah dilakukan oleh Real Madrid kala itu. Gaya bermainnya yang cenderung keras dengan tekel yang membahayakan, membuat publik bertanya-tanya kenapa Real Madrid merekrutnya. Singkat cerita Gravesen pensiun di Everton saat usianya 32 tahun. Dari gaji yang dia terima saat di Real Madrid menjadi modal dia untuk pindah ke Las Vegas dan memulai hidup baru sebagai pemain poker profesional. Sebuah laporan bahkan menyatakan, kemenangan Gravesen dalam bermain poker telah menyentuh angka 80 juta pounds atau setara saat Real Madrid mendatangkan Cristiano Ronaldo dari MU.


4. Gaizka Mendieta

Siapa yang tak kenal dengan pemain satu ini, pemain yang berposisi sebagai playmaker ini pernah menjadi pemain termahal saat didatangkan oleh Lazio dari Valencia. Karirnya melesat saat berkostum kelelawar hitam Valencia dan membawa Valencia sebagai finalis Liga Champions pada tahun 2000. Setelah 9 tahun membela Valencia, Mendieta memutuskan terbang ke Italia untuk bergabung bersama Lazio di tahun 2001. Sayang karirnya tidak secemerlang saat di Valencia. Tahun 2008 dia memutuskan gantung sepatu dan menekuni profesi menjadi Disc Jockey atau DJ. Debutnya pada tahun 2010 saat kawannya meminta dia untuk tampil dalam sebuah festival Internasional di Spanyol. 


5. George Weah

Sepertinya pemain bola satu ini adalah yang paling nyentrik profesinya setelah pensiun dari lapangan hijau. Pensiun dari sepak bola, George Weah langsung terjun ke dunia politik dan karirnya pun cemerlang dan menjabat sebagai Presiden ke 24 sejak tahun 2018. Ini adalah pencalonan dia yang kedua kalinya, setelah pencalonan dia yang pertama untuk menjadi Presiden di tahun 2005, gagal. Weah mengalami karir profesional sepakbolanya di Monaco tahun 1988, sempat bermain untuk PSG, Marseille, AC Milan, Chelsea bahkan Manchester City. Weah menyatakan gantung sepatu saat dirinya membela klub Al Jazira di Uni Emirat Arab tahun 2003. Karir cemerlangnya adalah saat membela Monaco dengan 47 gol, 103 penampilan dan saat berkostum AC Milan dengan 114 penampilan dan 46 gol. Sayangnya dia belum pernah tampil di FIFA World Cup bersama timnas Liberia.



Friday, February 3, 2023

Berstatus Pemain Bintang di Liga Inggris Belum Tentu Bersinar di Real Madrid

Status mereka adalah pemain bintang di klubnya masing-masing. Karena status itulah, Real Madrid bersedia membayar transfer mereka dengan harga yang fantastis. Mereka adalah para pemain bintang yang berlaga di Liga Inggris atau English Premier League. Contoh saja Real Madrid berani menebus Cristiano Ronaldo dari Manchester United dengan nilai transfer 8o juta pounds. Kemudia, Real Madrid kembali mencetak rekor baru dengan merekrut Gareth Bale dari Tottenham Spur dengan banderol 85 juga pounds.

Tapi kali ini, kami tidak akan membahas pemain bintang yang sukses bersama Real Madrid. Tapi kebalikannnya, kami akan tunjukkan pemain bintang Liga Inggris gagal bersinar di Real Madrid.


1. Jonathan Woodgate (2004)

Pemain yang berposisi sebagai pemain belakang ini ditransfer dari Newcastle United dengan mahar 14.2 juta pounds. Selama berseragam putih Real Madrid, Woodgate hanya tampil di Santiago Bernabeu sebanyak 14 kali. Harga yang cukup mahal untuk penampilan sebanyak itu. Cidera kronis lah yang menyebabkan semua itu terjadi. Woodgate harus menunggu 13 bulan untuk melakukan debut, dan ketika debut dia mengalami masa-masa sulit. Woodgate mencetak gol bunuh diri dan harus diusir dari lapangan. Bertahan hanya 2 tahun, Woodgate pindah ke Middlesbrough.


2. Thomas Gravesen (2005)

Pemain berkepala plontos ini resmi bergabung dengan los blancos pada tahun 2005 dari Everton dengan mahar 2.6 juta pounds dan tampil sebanyak 49 kali. Tapi sayang, tidak ada gelar yang diraih bersama Real Madrid. Bisa dibilang, ini adalah transfer yang tidak glamor yang pernah dilakukan Real Madrid. Hanya bertahan satu musim saja, Gravesen dilepas ke Glasgow Celtic dan mengakhiri karirnya di klub asalnya Everton sebagai pemain pinjaman.


3. Michael Owen (2004)

Mempunyai nama lengkap Michael James Owen ini mengawali karirnya di Liverpool dengan bergabung dengan tim muda Liverpool pada tahun 1996 Julukannya sebagai si bocah ajaib kala itu memang menjadi perburuan beberapa klub elit di Liga Inggris. Selama 8 tahun membela the reds Liverpool, Michael Owen memutuskan terbang ke Spanyol dengan Real Madrid dan mahar yang harus dikeluarkan adalah 8 juta pounds. Selama satu musim, Owen mencatatkan 45 penampilan dengan 16 gol dan tanpa gelar juara. Tahun 2005, Owen kembali ke tanah Inggris bersama Newcastle dan pensiun di Stoke City.


4. Jerzy Dudek (2007)

Pemain sepak bola berkebangsaan Polandia ini, sebelum bergabung dengan Real Madrid adalah kiper utama di The Reds Liverpool. Kisah heroiknya tentu tidak akan dilupakan oleh liverpudlian ketika berlaga di Final Liga Champions tahun 2005 melawan AC Milan. Menggagalkan beberapa peluang emas dan saat adu pinalti berhasil menggagalkan tendangan pinalti Andrey Shevchenko. Tahun 2007, Dudek memutuskan pindah ke Real Madrid untuk menjadi wakil Iker Casillas. Pilihan yang salah, selama 4 tahun di Real Madrid, Dudek setia menjadi penonton dari bangku cadangan dan mengakhiri karirnya di Real Madrid dengan 2 kali penampilan.


5. Lassana Diarra (2009)

Pemain berpaspor Prancis ini dibeli Real Madrid dari Porsmouth seharga 18 juta pounds. Pemain dengan posisi gelandang bertahan, menarik perhatian Real Madrid untuk diboyong ke markas Bernabeu pada tahun 2009. Dikontrak selama 4 tahun, Diarra hanya turun sebanyak 89 kali di semua kompetisi yang dijalanai Real Madrid. Selama 4 tahun, Diarra gagal menjadi posisi starter yang kala itu dihuni oleh Xabi Alonso dan Sami Khedira. Investasi yang dikeluarkan klub tidak sebanding dengan performa yang diberikan Diarra. Tahun 2012, dia dilepas ke klub Rusia Anzhi Makhachkala.


menurut kalian siapa lagi pemain bintang di Liga Inggris, tapi gagal bermain di Liga Spanyol?

Thursday, December 22, 2022

Emi Martinez Melakukan Selebrasi Perayaan Dengan Mengejek Mbappe

 Argentina menjadi juara dunia 2022 untuk yang ketiga kalinya. Dua kali juara dunia diraih Argentia pada tahun 1978 dan 1986. Setelah menjuarai Piala Dunia 2022, Argentina bertolak dari Qatar dan disambut perayaan oleh seluruh warga Argentina. Tanggal 20 Desember 2022, hari Selasa waktu setempat, pemerintah Argentina membuat hari itu sebagai hari libur nasional. Sekitar 4 juta warga Argentina berkumpul di pusat kota Argentina, Buenos Aires untuk menyambut Lionel Messi dkk.


Di final, Argentina mengalahkan Perancis lewat drama adu pinalti di Lusail Stadium, setelah selama 120 menit bermain, kedua tim bermain imbang 3-3. Sempat unggul 2-0 terlebih dahulu, Perancis berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2 sama sehingga berlanjut ke babak tambahan waktu. Walaupun Argentina sempat unggul kembali, malam itu Kylan Mbappe benar-benar menjadi pahlawan bagi Perancis. Hatrick nya ke gawang Emi Martinez membuat skor menjadi 3-3 dan Mbappe secara resmi dinobatkan menjadi top skor Piala Dunia Qatar 2022.

Argentina menang dalam adu pinalti dan mereka pun merayakan kemenangan tidak hanya di dalam stadion, ruang ganti hingga perjalanan menuju tempat home base mereka di Qatar. Lionel Messi dan kawan kawan, tidak bisa lama-lama merayakan kemenangan mereka di Qatar. Mereka sudah ditunggu oleh jutaan penggemarnya yang berada di Argentina. Sesampainya di Argentina, squad abi celeste sudah disambut oleh jutaan penggemar dan supporter mereka. Warga Argentina rela menunggu hingga jam 4 subuh waktu setempat untuk menyambut pahlawan mereka yang kembali dari Qatar sambil membawa trophy tertinggi dalam olah raga sepak bola.



Skenario dalam perayaan kemenangan Timnas Argentina adalah para pemain akan diarak menggunakan bis terbuka menuju Buenos Aires sambil menyapa para supporter. Puncaknya akan berada di monumen obelisk untuk menyapa para supporter dan fans Timnas Argentina. Tetapi kenyataannya berbeda, perayaan menjadi chaos setelah adanya suporter yang nekad melompat dari jembatan untuk berusaha masuk ke dalam bis terbuka dimana para pemain Timnas Argentina berada.



Alhasil, bis yang membawa mereka pun tak bisa bergerak maju karena terlalu banyaknya fans dan penggemar yang memadati lokasi perayaan. Lionel Messi dkk, terpaksa harus dievakuasi menggunakan helikopter ke tempat yang cukup aman buat mereka. Meskipun begitu, jutaan fans masih bertahan di jalanan Buenos Aires.



Dalam perayaan kemenangan Argentina, kiper Emi Martinez yang menjadi pahlawan saat adu pinalti. Tertangkap kamera melakukan selebrasi yang kurang etis. Emi Martinez tertangkap kamera membawa boneka bayi dengan popok dimana wajah boneka diganti dengan foto Kylan Mbappe. Emi Martinez Melakukan Selebrasi Perayaan Dengan Mengejek Mbappe



Tidak hanya saat perayaan, tersebar video dimana Emi Martinez mengajak rekan rekan setimnya untuk mengheningkan cipta yang ternyata aksi tersebut untuk mengolok Mbappe lagi. Aksi tersbut, tentunya mendapat komentar negatif dari para fans Mbappe dan para legenda pemain Perancis.

Salah satunya adalah Adil Rami, eks bek Perancis yang ikut membawa Perancis juara Piala Dunia 2018 membuat IG story dengan kata-kata "Emi Martinez, adalah bajingan terbesar dan paling benci di dunia sepakbola. Bono lebih pantas memenangkan The Golden Glove"

Selain itu Menteri Keuangan Perancis Bruno Le Maire meminta FIFA untuk melakukan penyelidikan atas apa yang dilakukan oleh Emi Martinez. "Apa yang dilakukan FIFA? olahraga adalah tentang fair play. ini tentang rasa hormat terhadap lawan yang kalah"

Tidak hanya itu, Presiden sepakbola Perancis, Noel Le Graet juga mensomasi Emi Martinez. Le Graet menulis surat kepada Presiden sepakbola Argentina, "Saya menulis surat kepada rekan saya di federasi Argentina, saya menemukan aksi yang tidak normal. Dalam konteks olahraga, itu (tindakan Emi martinez) terlalu jauh. Saya sulit untuk memahaminya". dikutip dari gunem.id.


Menurut kalian, apa yang dilakukan Emi Martinez pantas atau tidak ya?


 

Thursday, June 2, 2022

Ini Dia Klub Yang Akan Menampung Paulo Dybala dan Paul Pogba

 Tanggal 17 Mei 2022 adalah merupakan tanggal bersejarah bagi Paulo Dybala. Tepat di tanggal tersebut Dybala melakoni laga terakhirnya bersama Juventus. Kala itu Juventus bertemu dengan Lazio di kompetisi Serie A Italia yang juga merupakan pekan terakhir dalam kompetisi tersebut.

Dybala sudah berseragam "Zebra" garis hitam-putih sejak 2015. Dia ditransfer ke Juventus dari Palermo dengan mahar hampir 40 juta euro. Selama membela Juventus, Dybala telah banyak memberikan gelar kepada 'la vechia signora', salah satunya adalah gelar scudetto untuk si nyonya tua, Juventus.

Paulo Dybala dengan selebrasinya setelah cetak gol

Juni 2022 adalah bulan dimana kontrak Dybala dengan Juventus berakhir. Kesepakatan antara Dybala dan Juventus tidak menemui titik temu. Keduanya pun sepakat berpisah. Jelas ini kerugian besar buat Juventus harus kehilangan pemain sekelas Dybala dengan gratis. Dybala saat ini adalah pemain dengan free agent, dia bebas membubuhkan tanda tangannya di klub mana saja yang dia suka dan bisa memenuhi keinginannya.

Banyak tawaran datang dari beberapa klub dari Italia diantaranya, AC Milan, Inter Milan, dan AS Roma. Klub dari luar Italia juga ikut berkompetisi mendapatkan servis dari pemain berpaspor Argentina ini. 

Kompetisi liga 2021/2022 di benua eropa sudah berakhir. Beberapa klub mulai berbenah, dengan melakukan pembelian pemain baru atau memperpanjang kontrak pemain kunci hingga mendatangkan pelatih baru.

Kalau Juventus harus rela kehilangan Paulo Dybala dengan cara gratis. Manchester United (MU) pun mengikuti jejak Juventus. MU harus rela kehilangan secara gratis gelandang elegan mereka Paul Pogba. 

Paul Pogba secara resmi keluar dari MU

Paul Pogba pun sudah mengumumkan dirinya akan meninggalkan MU setelah kontraknya habis di tanggal 30 Juni 2022. Paul Pogba sejatinya adalah jebolan akademi MU, sempat berseragam Juventus dan moncer ketika bermain di tanah Italia. Pogba dipinang untuk kembali pulang ke MU pada tahun 2016. Selama 6 tahun berseragam setan merah, Paul Pogba tak mampu memboyong satu piala pun ke dalam Old Trafford. Prestasi terbaiknya adalah membawa MU menjadi runner-up Liga Inggris.

Kabarnya, tidak diperpanjangnya kontrak Paul Pogba dikarenakan menit bermain Pogba yang berkurang setelah recovery dari cidera. Selain itu, puasa gelar MU yang cukup lama membuat Pogba jenuh.

Saat ini, Juventus dan Paris Saint-Germain siap menampung pemain 'buangan' dari MU tersebut.


Monday, January 17, 2022

Inilah Pelatih Sepakbola Yang Tidak Pernah Berkarier Sebagai Pemain Profesional

"Apakah pelatih sepakbola, bisa main sepakbola?" pertanyaan yang disampaikan Deddy Corbuzier dalam podcastnya bersama pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-Yong menjadi viral. Pertanyaan tersebut dianggap merendahkan pelatih atau bahkan sedikit menghina.

Bagi penggemar sepakbola, memang hal yang wajar jika pemain sepakbola yang kemudian pensiun maka akan beralih menjadi pelatih. Sebut saja, Zinedine Zidane, Antonio Conte, Simone Inzaghi, Diego Simeone dan masih banyak lagi yang lainnya. Tapi, penggemar sepakbola mungkin tidak banyak yang tahu ada beberapa pelatih dengan prestasi yang moncer, tidak pernah mencicipi karier sebagai pesepakbola profesional. Inilah pelatih sepakbola yang tidak pernah berkarier sebagai pemain profesional.


1. Julian Nagelsmann

Pelatih yang mengawali karier kepelatihannya saat masih berusia 28 tahun, bersama klub Jerman, Hoffeinheim di tahun 2015. Julian adalah seorang sarjana Adminsitrasi Bisnis dan Ilmu Olahraga. Dia sama sekali tidak punya karier sebagai pesepakbola profesional. Bersama Hoffeinheim, Julian berhasil membawa klub tersebut lolos dari degradasi dan lolos ke Liga Champions untuk pertama kalinya. Kariernya berlanjut ke RB Leipzig pada tahun 2019-2020 dan mengkandaskan perjuangan Tottenham Hostpurs 4-0 di Liga Champions. Sekarang, Julian masih menukangi Lewandowski, dkk di Bayern Muenchen.


2. Brendan Rodgers

Nama pelatih ini sangat tidak asing di telinga Liverpudlian. Brendan Rodgers menjadi pelatih Liverpool pada tahun 2012-2015. Pada saat usia 20 tahun, Brendan Rodgers mengalami cidera lutut dan tidak memungkinkan menjadi pemain bola profesional. Karier kepelatihannya dimulai dari Chelsea sebagai asisten Jose Maurinho di tahun 2004 dan resmi menjadi pelatih kepala di tahun 2008 saat menjadi pelatih Watford. Prestasi selama menjadi pelatih adalah membawa Glasgow Celtic menjadi juara di liga Skotlandia, apalagi sebelumnya dia mengalami masa sulit di Liverpool dan kemudian dipecat. Saat ini Brendan Rodgers masih menjabat sebagai pelatih Leicester City


3. Andre Villas-Boas

Bisa dikatakan, ini adalah pelatih yang mencuri perhatian. Di usianya yang terbilang masih muda, dia berhasil membawa FC Porto meraih treble winner, Liga Premiera, Piala Portugal dan Liga Europa di musim perdananya sebagai pelatih 2010-2011. Andre Villas-Boas sejatinya adalah seorang biasa yang berkutat dengan dunia manajemen. Karena berani mengungkapkan pendapatnya mengenai sepakbola, kariernya pun berubah. Di usia 19 tahun dia mendapatkan lisensi A kepelatihan dan menjadi asisten pelatih FC Porto saat itu yaitu, Jose Maurinho. Klub yang pernah dilatih oleh dia adalah Chelsea, Tottenham Hotspurs, dan Marseille.


4. Maurizio Sarri

Pelatih yang nyentrik dan khas karena prokok berat, saat ini video ini dibuat sedang menukangi klub ibu kota dari Italia. SS Lazio. Frustasi karena tidak berhasil menembus level amatir ditambah cidera yang dialaminya, Sarri memutuskan untuk banting setir menjadi seorang bankir. Karier Sarri di dunia kepelatihan sepakbola dimulai saat dia berusia 30 tahun. Di tahun 2015 dia dipercaya melatih Napoli dan membuat klub tersebut menajdi klub yang sangat agresif dan sulit dikalahkan. Tanpa gelar bersama Napoli, Sarri memutuskan menyebrang ke negara Inggris untuk melatih Chelsea dan tepat sekali di tahun 2018-2019, Chelsea menjadi juara Liga Europa. Hanya bertahan setahun, Sarri pulang kampung untuk menjadi pelatih Juventus dan menggiring Juventus menjadi Scudetto di tahun 2019-2020.



5. Leonardo Jardim

Jardim memulai karir kepelatihannya di usia muda, 27 tahun sebagai asisten pelatih klub di liga 2 Portugal. Karir pelatih kepala, dimulai saat usianya 35 tahun saat melatih Braga, Olympiacos, dan Sporting Lisbon, masing-masing dalam waktu selama 1 musim. Walaupun selama 1 musim, ketiga klub tersebut mengalami performa yang sangat baik. Olympiacos dibawanya menjuarai Liga Yunani dan Piala Yunani. Kemudian dia pindah ke Perancis untuk melatih AS Monaco. Tidak tanggung tanggung, AS Monaco dibawanya menjadi juara Liga Perancis tahun 2017 sekaligus menembus semifinal Liga Champions. Pada tahun 2018 dia dipecat AS Monaco. Tahun 2022/2023, dia tercatat sebagai pelatih Shabab Al Ahli, klub di Uni Emirat Arab. 



Untuk menjadi pelatih sepakbola, tidak harus menjadi pemain sepakbola dulunya, Asal punya strategi dan lisensi kepelatihan, sudah bisa jadi pelatih. Supaya dilirik dan direkrut klub besar, harus menunjukkan prestasi sebagai pelatih. Bagaimana menurut kalian?





Wednesday, September 15, 2021

Jesse Lingard, Pemberi Umpan Terbaik Buat Young Boys

 Liga Champion sudah bergulir, dan pertandingan pertama bagi Manchester United (MU) adalah melawan Young Boys (YB), klub yang berawal dari Swiss. Di atas kertas, MU seharusnya bisa menang mudah bahkan prediksinya adalah pesta gol. Prediksi ini wajar, mengingat skuad MU ayng bertabur bintang ditambah lagi dengan pemain mega bintang yang "kembali pulang" Cristiano Ronaldo, tentunya MU bisa dengan mudah memenangkan pertandingan.

Pada menit ke-13, Ronaldo berhasil menceploskan bola ke dalam gawang YB. Skor pun berubah menjadi 1-0 untuk MU. Akan tetapi kondisi berubah terbalik, sejak petaka pemain MU, Wan-Bissaka diganjar kartu merah pada menit ke-35.


Pelanggaran keras yang dilakukan oleh Wan-Bissaka cukup membuat permainan MU kocar kacir yang puncaknya adalah di babak kedua, Moumi Ngamaleu pada menit ke-66 berhasil menyambar bola umpan dari rekan setimnya untuk menyamakan skor menjadi 1-1.


Setelah kebobolan, pelatih MU Ole Gunnar Solksjaer memutuskan menarik keluar CR7 dan menggantikannya dengan Jesse Lingard. Tidak ada yang salah dengan pergantian ini, mungkin sang pelatih ingin permainan agak sedikit bertahan. Karena dengan menarik CR7, otomatis MU bermain tanpa striker.


Bukannya bermain dengan performa terbaiknya, entah mimpi apa Lingard sampai-sampai di menit terakhir dia memberikan back-pass yang lemah ke arah De Gea. Blunder ini pun dimanfaatkan oleh striker YB, Theoson Sibatcheu untuk mencocol si kulit bundar untuk merubah skor menjadi 2-1 untuk keunggulan Young Boys.


Seusai pertandingan, sudah pasti Jesse Lingard sangat menyesali permainannya malam itu. Tidak hanya itu, di dunia maya pun Lingard dan Manchester United menjadi trending. Netizen pun tak lepas ikut serta memperolok blunder yang dilakukan Lingard. Bahkan, Lingard dinobatkan sebagai assist terbaik pada pertandingan tersebut. Jesse Lingard, pemberi umpan terbaik buat Young Boys.

Tuesday, May 25, 2021

Eran Zahavi, Striker PSV yang Edit Bendera Palestina Menjadi Israel

Perang antra Israel dan Palestina, menjadi sorotan seluruh dunia. Tak luput dari lapangan hijau juga ikut ambil bagian. Sebut saja Eran Zahavi, striker dari klub PSV Eindhoven yang berlaga di Liga Belanda yang menjadi perbincangan. Karena ulahnya mengedit foto bendera Palestina yang dibawa oleh Paul Pogba dan Ahmad Diallo saat keduanya baru saja menyelesaikan pertandingan terakhir di Liga Inggris melawan Fulham pada Rabu, 19 Mei 2021 dini hari WIB.

Pogba dan Diallo membentangkan bendera Palestina

Eran Zahavi secara dengan sengaja mengedit bendera Palestina yang dibentangkan oleh Paul Pogba dan Ahmed Diallo di akhir pertandingan Manchester United vs Fulham. Netizen pun berang dan sontak sosial media Eran menjadi bulan-bulanan para netizen.

Eran Zahavi mengedit menjadi bendera Israel

Tidak cuma sampai disitu, ternyata Eran melakukan mengedit bendera Palestina menjadi bendera Israel sebanyak dua kali. Kali ini adalah bendera Palestina yang dibentangkan oleh pemain Leicester City, Hamza Choudhury dan Wesley Fofana saat mereka memenangkan piala FA 2020/2021 dii stadion Wembley di kota London.

Choudhury dan Fofana saat membawa bendera Palestina


Eran sekali lagi dengan sengaja mengeditnya menjadi bendera Israel dan diupload di sosial medianya (instagram). Tak hanya itu, Eran juga menambahi caption di setiap foto yang di-editnya yang isinya adalah ucapan terima kasih karena telah mendukung negaranya.

Eran kembali mengedit bendera Palestina

Tindakan Eran tentunya mengandung pro dan kontra. Sebagai warga Israel, dia hanya ingin membela negaranya dan kontranya adalah yang dia lakukan adalah salah besar. Selain mengedit foto bendera suatu negara, dia juga telah menggiring opini bahwa pemain yang di foto aslinya membawa bendera Palestina, terlihat mendukung Israel.

PSV Eindhoven, klub yang saat ini menaunginya pun ikut terkena imbasnya. Suasana di ruang ganti pun agak kurang kondusif. Sang presiden klub pun meminta sang pelatih untuk mengkondisikan suasana.

Alasan Eran melakukan tindakan mengedit foto itu adalah hanya mendapatkan perhatian dari para netizen, seperti yang dia tuliskan dalam instastory di akun pribadinya.

"Sekarang setelah saya mendapat perhatian kalian, sekarang waktunya untuk menjelaskan situasi sebenarnya. Tidak ada dari kalian yang tahu akar konflik dan mungkin kalian bahkan tidak tahu di mana letak Gaza atau Yerusalem di peta"

Karir di Timnas Israel pun dia pernah mendapatkan skorsing dari federasi sepak bola Israel, lantaran merobek ban kapten yang ia gunakan karena merasa frustasi di sebuah laga yang ia jalani. Dia diskorsing selama 12 bulan tak bisa mengenakan jersey timnas Israel.

Thursday, May 6, 2021

Final Liga Champions, Rasa Liga Inggris dan Fakta Menarik Kedua Pelatih

 

Pep Guardiola akan adu strategi dengan Thomas Tuchel

Liga Champions season 2020/2021 sudah mencapai puncaknya dengan mempertemukan dua klub papan atas Liga Inggris. Chelsea akan berhadapan dengan Manchester City dan akan membuktikan, warna biru siapa yang lebih berjaya.

Ada hal yang unik dalam final Liga Champions season ini, juru taktik Chelsea yaitu Thomas Tuchel adalah orang pertama sebagai pelatih yang berhasil berada di Final dengan dua klub yang berbeda. Tahun lalu, Tuchel berhasil membawa PSG ke Final yang pada akhirnya dikandaskan Bayer Muenchen 0-1 di partai puncak. Seandainya tahun lalu berhasil, itu adalah gelar pertama Tuchel dan PSG di ajang kompetisi antar klub paling bergengsi di tanah Eropa. Tahun ini, Tuchel akan mencoba taktik dan peruntungannya lagi, kali ini bersama Chelsea.

Partai Final Liga Champions akan dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2021 (waktu Indonesia) di Stadion Ataturk, Turki. 


Berbeda halnya dengan pelatih Manchester City, berada di parta Final Liga Champions telah membuka memori lama sang pelatih. Terakhir, Pep Guardiola berada di final adalah di tahun 2011 saat menukangi Barcelona yang di final mengkandaskan setan merah Manchester United. Setelah itu dan pindah ke Bayern Muenchen, Pep Guardiola tak pernah lagi berada di final. Walaupun berhasil membawa FC Hollywood (julukan Bayern Muenchen) menjuarai bundesliga sebanyak tiga kali secara beruntun. Pep Guardiola tak mampu melwati fase semifinal bersama Bayern Muenchen. Setelah 10 tahun, Pep Guardiola akhirnya kembali di partai puncak Liga Champions bersama Manchester City.

Final Liga Champions, rasa Liga Inggris. Kedua tim pastinya akan mengeluarkan kekuatan penuh dan masing-masing pelatih akan berpikir keras dan mengguakan strategi terbaik untuk menjadi Klub penguasa di dataran Eropa.

KALIAN JAGO-IN YANG MANA??

Monday, September 7, 2020

Direktur Olahraga Klub, Dibalik Transfer Pemain. Siapa Saja Mereka?

Kompetisi liga Eropa sebentar lagi akan bergulir kembali dan bursa transfer pemain masih dibuka. Klub-klub di Eropa mulai bergerilya pemain untuk melengkapi skuad mereka. Dibalik transfer perpindahan pemain dari satu klub ke klub lainnya, selain melibatkan agen sang pemain juga melibatkan sang Direktur Olahraga klub. Tugas mereka selain talent scouts juga bertugas sebagai tukang tawar harga alias negotiator. Beberapa klub memiliki Direktur Olahraga yang cukup handal, siapa saja mereka, berikut daftarnya:


1. Marc Overmars (AFC Ajax Amsterdam)

Nama ini mungkin tidak asing bagi penggemar sepakbola. Marc Overmars adalah salah satu pemain sayap yang handal dan lincah yang pernah dimiliki oleh Timnas Belanda. Pernah membela beberapa klub besar seperti Barcelona dan Arsenal dan tampil bersama The Orange Belanda sebanyak 86 kali dengan 17 gol. Marc memutuskan gantung sepatu di tahun 2004 karena cidera yang berkepanjangan. Alih-alih setelah pensiun menjadi pelatih, Marc meneruskan karirnya sebagai Direktur Olahraga di klub negara asalnya, AFC Ajax Amsterdam. Sebut saja Justin Kluivert (anak dari penyerang Barcelona yang sudah pensiun, Patrick Kluivert), Frankie de Jong, dan Matthijs de Light merupakan pemain rekrutan dari tangan dingian Marc yang membuat Ajax untung besar.



2. Igli Tare (SS. Lazio)

Ketika menjadi pemain, Igli Tare namanya memang tidak tenar. Mantan pemain timnas Albania ini berposisi sebagai penyerang ketika masih aktif bermain. Mulai dikenal, ketika berkarir di Italia bersama klub Brescia, Bologna dan pensiun ketika membela elang ibu kota, Lazio. Instingnya dalam menyerang digunakan saat talent scouts untuk Lazio. Banyak pemain yang direkrut oleh Lazio merupakan jasa dari seorang Igli Tare. Paling anyar adalah penjualan Felipe Anderson ke West Ham United membuat Lazio untung besar. Igli Tare digadang-gadang akan memenangkan penghargaan sebagai Direktur Olahraga terbaik, tentunya akan berdampak pada dirinya yang diincar oleh banyak klub eropa.



3. Michael Edwards (Liverpool FC)

Sosok ini mungkin kalah tenar oleh nama sang manajer Jurgen Klopp. Tapi otak dan dalang dibalik dari skuad Liverpool saat ini adalah tak lain dan tak bukan Michael Edwards. Mengawali sebagai pemain professional di klub yang antah berantah, itupun hanya sebagai pemain pelapis alias cadangan mati. Merasa karirnya tak berkembang, dia memutuskan untuk melanjutkan studi di bidang IT dan Bisnis hingga akhirnya nasib membawanya kembali ke sepakbola buka sebagai pemain tetap sebagai negotiator. Edwards berhasil memboyong pemain kunci Liverpool saat ini seperti Van Dijk, Salah, Mane, Alisson dan Fabinho. Selain itu, dia berhasil melego Coutinho ke Barcelona yang dananya dipakai untuk mendapatkan tanda tangan bek tangguh Van Dijk.



4. Arsene Wenger (Arsenal FC)

Namanya lebih dikenal sebagai manajer dari meriam London, Arsenal. Ya, jabatannya memang sebagai manajer tapi dia memegang penuh pemain mana yang harus direkrut. Bukan main-main, pemain yang direkrut adalah pemain muda yang harganya masih sangat murah. Setelah dipoles dan ditempa oleh Wenger, pemain muda tersebut langsung bernilai sangat mahal saat di usia muda. Tak heran, Arsene Wenger dijuluki "The Prof" alias sang professor. Sebut saja Cesc Fabregas, Andrei Arshavin, Ashley Cole dan yang paling fenomenal adalah Tierry Henry. Tangan dingin Wenger memang ampuh dan seprti mempuanyai daya magic dalam memoles pemain muda. Tapi sayang, polesannya tidak pernah berhasil membawa Arsenal juara Liga Inggris.





Monday, August 24, 2020

Pemain-pemain yang gagal bergabung dan berhasil bergabung

Kompetisi liga sudah berakhir dan akan memasuki musim kompetisi baru. Saat ini, jendela transfer pemain sedang dibuka. Para klub berlomba untuk memilih dan bernegosiasi dengan pemain incaran, ada juga klub yang harus gigit jari karena pemain incarannya gagal pindah, ada pula pemain yang harus rela tidak diperpanjang kontraknya di klub yang dibela.

Berikut pemain yang gagal bergabung dengan klub baru serta pemain yang berhasil bergabung ke klub baru:

1. Jadon Sancho

Pemain ini sempat menjadi trending dikarenakan tinggal selangkah lagi menginjakkan kaki di Old Trafford dan meninggalkan Signal Iduna Park, markas Borrusia Dortmund. Akan tetapi, transfer tidak berjalan mulus. Borrusia Dortmund mematok harga tinggi yang tidak bisa disanggupi oleh Manchester United. Sancho dibanderol dengan harga 120 juta euro yang membuat MU mundur alon-alon


2. Willian

Masih dari bursa pemain Liga Inggris, Willian akhirnya memutuskan berganti warna jersey menjadi merah dengan logo meriam di dada. Pemain Brasil ini resmi berseragam Arsenal secara cuma-cuma. Willian pindah dari klub sesama kota London, Chelsea setelah kontraknya habis bersama "The Blues". Dengan durasi kontrak 3 tahun, Willian akan mengenakan jersey bernomor 12.


3. David Silva

Setelah berkarir merantau ke negeri Elizabeth hampir 10 tahun, "El Chino" akhirnya memutuskan pulang kampung ke Spanyol. David Silva sebenarnya banyak mendapatkan tawaran dari klub di luar Spanyol dan keinginan dia untuk bisa tetap berlaga di Liga Champions, membuka kans besar kepada klub yang akan berlaga di Liga Champions untuk bisa merekrut gelandang serang ini. Salah satunya Lazio. Menurut info yang didapat, gentle agreement sudah didapat antara pemain dan Lazio. Akan tetapi, desakan dari keluarga terutama sang istri yang menginginkan dia untuk kembali ke Spanyol membuat kesepakatan, ambyar!. Real Sociedad adalah klub menjadi pelabuhan David Silva.


4. Koeman dan Pirlo

Ronald Koeman dan Andrea Pirlo kembali ke lapangan hijau, bukan jadi pemain. Mereka kembali untuk melatih klub yang pernah mereka bela. Setelah gagal di perempat final, Juventus langsung memecat Maurizio Sarri dan menunjuk Andrea Pirlo untuk menukangi Juventus. Beberapa pemain bintang Juventus langsung tidak masuk dalam skema Pirlo, diantaranya adalah Higuain dan Khedira. Selain itu, Barcelona juga menunjuk Ronald Koeman sebagai pelatih kepala setelah memecat Quique Setien yang gagal membaca Barcelona lolos ke final Liga Champions.



Jendela tranfer pemain masih dibuka hingga kick off kompetisi dimulai. Jadi kejutan masih akan terjadi.

Friday, June 12, 2020

Liga Inggris, Liga Spanyol dan Liga Italia, Resmi Dilanjutkan

Salam olahraga. Semenjak pandemi melanda, malam minggu dan minggu malam tontonan televisi seperti ada yang hilang. Ya, semenjak corona menerjang dataran eropa, semua kompetisi sepakbola ditunda untuk dilaksanakan. Bahkan, Perancis secara resmi menghentikan atau menyudahi kompetisi lebih awal.

Sebenarnya beberapa negara di Eropa sudah ada yang melanjutkan kompetisi di tengah pandemi, tetapi tidak terlalu ter-ekspose. Liga Jerman juga sudah melanjutkan kompetisi dari tanggal 16 Mei 2020. Sebelumnya memang sempat ramai di jagat maya terkakit keberlangsungan liga sepakbola bergengsi di tanah Eropa yaitu, Jerman, Inggris, Spanyol dan Italia. Seperti diketahui, di Liga Inggris perebutan menjadi juara kompetisi mungkin sudah bisa dibilang menjadi milik Liverpool, tetapi jika kompetisi dihentikan, Liverpool bisa saja gigit jari.

Lain halnya di negeri pizza, Italia. Perebutan scudetto masih memanas, dimana posisi puncak Juventus masih dibayangi ketat oleh Lazio di posisi kedua dengan selisih 1 poin. Hal yang sama juga terjadi di Liga Spanyol, puncak klasemen (Barcelona) hanya berselisih 2 poin dengan Real Madrid di posisi kedua.


Sedangkan Liga Italia, secara resmi kick-off tanggal 20 Juni 2020. Italia merupakan salah satu negara Eropa dengan korban covid-19 terbanyak. Penyelenggara Liga Italia diperkirakan akan merampungkan kompetisi lebih cepat, karena pertandingan akan digelar hampir setiap hari. Jadi kalau benar itu terealisasi, maka Liga Italia akan berakhir di tanggal 23 Juli 2020. Pertandingan akan dimainkan dalam 3 waktu yang berbeda yaitu, 17.15, 19.30 dan 21.45 waktu setempat.

Secara resmi, Liga Spanyol akan bergulir Jumat 12 Juni 2020 dengan pertandingan Sevilla vs Real Betis. Pihak penyelenggara Liga Spanyol berharap, kompetisi dapat diselesaikan dalam waktu 39 hari. Masih ada 11 pertandingan yang harus diselesaikan oleh Liga Spanyol.



Liga Inggris sendiri rencananya akan bergulir pada 17 Juni 2020 dan laga big match Manchester City vs Arsenal sebagai laga pembuka. Sedangkan Liverpool hanya butuh dua kali kemenangan untuk memastikan juara komptisi tahun 2020.


5 Pelanggaran Terparah Dalam Sepak Bola

Dalam pertandingan sepakbola , kontak fisik antar pemain sudah pasti terjadi . Ada yang disengaja ada pula yang tidak disengaja . ...