loading...

Monday, January 28, 2019

Lechia Gdanks Tak Beri Ijin Egy Maulana Vikri Membela Timnas

Piala AFF U-22 dalam hitungan minggu akan segera digelar di negeri Kamboja. Berita mengejutkannya adalah, tiga negara yaitu Singapura, Laos dan Brunei Darussalam menyatakan mundur dari kompetisi ini.

Tak kalah mengejutkan juga, datang dari Timnas Indonesia U-22, anak asuh Indra Sjafri ini kemungkinan tidak akan diperkuat oleh wonderkid Egy Maulana Vikri. Lechia Gdanks, klub tempat Egy berlabuh tak memberikan ijin untuk Egy berlaga menggunakan lambang garuda di dada.


"PSSI sudah menerima surat balasan Lechia Gdansk dan RKC Waalwijk bahwa Egy Maulana dan Ezra Walian tidak bisa dilepas ke timnas U-22 Indonesia. Dua pemain ini masih dibutuhkan klub mereka untuk berkompetisi," kata Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha Destria.


Namun begitu, Ratu Tisha menyatakan bahwa pelatih timnas U-22 Indonesia, Indra Sjafri, telah memiliki opsi pemain lain.

"Hal ini pun sudah kami komunikasikan dengan coach Indra. Beliau pasti sudah mempunyai opsi pemain lain bila mereka tidak bisa bergabung," ujarnya menambahkan.


Jika melihat pada daftar pemain saat ini, pemain muda Persib Bandung, Billy Keraf, bisa masuk dalam opsi lain Indra Sjafri. Pasalnya, Billy memiliki kesamaan posisi dengan Egy sebagai penyerang sayap di skuat Garuda Muda. Apalagi, Billy juga mempunyai kecepatan yang sempat menghebohkan sepak bola tanah air ketika membela Maung Bandung di Liga 1 2017.

Aksi solo run Billy ketika membela Persib melawan Perseru Serui cukup menjadi perbincangan hangat di media sosial. Selain itu, Billy juga sempat merasakan bermain di Asiop Apacinti seperti halnya Egy ketika masih junior. Nama Billy sudah tidak asing lagi bagi timnas Indonesia, sebab ia juga pernah membela timnas dalam kelompok usia 12 dan 14 tahun.

Billy Keraf saat membela PERSIB


Selain Billy, Indonesia juga masih punya Terrens Puhiri yang tak kalah membuat heboh jagad dunia sepakbola lewat aksi solo run-nya saat membela Borneo FC. Lewat aksi tersebut, Terrens diganjar dengan rewards sebagai pemain pinjaman di klub Thailand, Thai Port FC selama semusim tahun 2018.

Terrens Puhiri saat berseragam Thai Port FC


Menarik menanti siapa pengganti sosok Egy dalam skuat timnas U-22 Indonesia di Piala AFF U-22 2019.

Wednesday, January 2, 2019

PSSI Bisa Apa??

Beberapa bulan lalu, di Indonesia sempat viral dan ramai mengenai sepakbola. Apalagi kalau bukan induk organisasi sepakbola Indonesia, PSSI. Setelah kegagalan Timnas Senior di ajang Piala AFF Championship 2018 yang tidak berhasil menembus babak kualifikasi dan hanya berhasil finish di posisi ke tiga klasemen akhir. Indonesia menambah panjang catatan prestasi kegagalannya dalam kompetisi AFF Championship.


Sebelum berlaga di AFF Championship 2018, polemik kepala pelatih Timas Senior pun terjadi. Pelatih sebelumnya yaitu Luis Milla yang berhasil membawa perubahan dalam permainan timnas dianggap gagal. Memang Luis Milla tidak berhasil membawa Timnas Indonesia berlaga di semifinal Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, tetapi dari pengamat sepakbola dan para pemain berpikiran sebaliknya. Coach Milla sapaan akrab dari Luis Milla dianggap telah memberikan perubahan besar dalam visi misi dan cara bermain dari Timnas Indonesia.


PSSI sempat mengatakan kalau untuk AFF Championship, Luis Milla masih tetap akan memimpin Timnas Indonesia. Tetapi kenayataannya, Luis Milla diganti dan menunjuk Bima Sakti untuk menahkodai Timnas berlaga di AFF Championship 2018. Di bawah asuhan Coach Bima, Timnas Indonesia seperti tidak punya pola dalam permainan, baik itu menyerang maupun bertahan. Coach Bima pun selalu ber-eksperimen dengan merubah line up pemain inti di setiap pertandingan. Bahkan saat melawan Timor Leste, Indonesia nyaris dipermalukan di Gelora Bung Karno.


Setelah kegagalan Timnas tersebut, akhirnya merembet kepada kompetisi Liga 1, Liga 2 dan Liga 3. Match fixing atau pengaturan skor menjadi issue dan akhirnya muncul ke publik secara gamblang saat pertandingan terakhir PSMP Mojokoerto melawan Aceh United. Saat pemain PSMP Mojokerto hendak melakukan pinalti, tanpa diduga bola yang ditendang melenceng jauh dari gawang. Pengamat dan pelatih sepakbola pun menyatakan bahwa itu tindakan yang aneh.


Setelah kejadian tersebut, beberapa kasus pun bermunculan salah satunya adalah pengakuan manajer dari Madura FC yang secara terang-terangan mendapat tawaran sejumlah uang dari EXCO PSSI untuk mengalah di kandang PSS Sleman. Pernyataan manajer Madura FC ini saat diwawancarai dalam program talk show, Mata Najwa.


Setelah kejadian tersebut, sampai sekarang masih jadi pertanyaan.. PSSI Bisa Apa?

5 Pelanggaran Terparah Dalam Sepak Bola

Dalam pertandingan sepakbola , kontak fisik antar pemain sudah pasti terjadi . Ada yang disengaja ada pula yang tidak disengaja . ...