loading...

Saturday, February 9, 2019

Berkat Ole, Setan Merah Mendepak Chelsea

Anthony Martial bisa dikatakan menjadi MVP dalam pertandingan melawan tuan rumah Fulham. Anthony Martial tampil gemilang pada laga Fulham vs Manchester United dalam pekan ke-26 Premier League - kasta teratas Liga Inggris - di Stadion Craven Cottage, Sabtu (9/2/2019) malam WIB.

Laga Fulham vs Man United ini dimenangi tim tamu dengan skor 3-0. Gol tim berjulukan Setan Merah itu dicetak oleh Paul Pogba pada menit ke-14, menit ke-65 melalui eksekusi penalti, dan Anthony Martial (23'). Kemenangan ini membuat Manchester United menempati peringkat keempat dengan koleksi 51 poin, menggeser Chelsea (50 poin) yang baru akan bertanding pada Minggu (10/2/2019). Adapun Fulham berada di peringkat ke-19 dengan 17 poin.

Pada babak pertama, Fulham yang tampil di depan pendukungnya sendiri malah sedikit kewalahan. Pemain asal Perancis, Paul Pogba memecah kebuntuan pada menit ke-14 setelah memanfaatkan umpan Anthony Martial. Setelah memberikan assist, Martial berhasil menambah keunggulan Manchester United pada menit ke-23 dengan aksi individualnya. Dengan gol tersebut, Martial kini sudah terlibat langsung dalam 50 gol di Liga Inggris, lebih banyak dari pemain Manchester United lain sejak debutnya atau terhitung per September 2015. Hingga babak pertama berakhir, skor bertahan 2-0 untuk keunggulan Manchester United.

Anthony Martial berselebrasi dengan Paul Pogba


Pada babak kedua, pemain asal Perancis lagi-lagi memberikan keunggulan buat "setan merah", Pogba mencetak gol lagi melalui eksekusi penalti pada menit ke-65. Hingga laga berakhir, skor bertahan 3-0 untuk keunggulan Manchester United atas Fulham.


Berikut susunan pemain Fulham vs Manchester United.

Fulham (4-2-3-1): 25-Sergio Rico; 4-Denis Odoi, 20-Maxime Le Marchand, 13-Tim Ream, 23-Joe Bryan (3-Ryan Sessegnon 81'); 5-Calum Chambers, 24-Jean Michael Seri; 12-Ryan Babel (10-Tom Cairney 77'), 19-Luciano Vietto, 14-Andre Schuerrle (22-Cyrus Christie 53'); 9-Aleksandar Mitrovic. 

Pelatih: Claudio Ranieri


Manchester United (4-3-3): 1-David de Gea; 20-Diogo Dalot; 12-Chris Smalling; 4-Phil Jones; 23-Luke Shaw; 21-Ander Herrera (3-Eric Baily 85'), 31-Nemanja Matic, 6-Paul Pogba (39-Scott McTominay 74'); 8-Juan Mata, 9-Romelu Lukaku, 11-Anthony Martial (7-Alexis Sanchez 70') 

Pelatih: Ole Gunnar Solskjaer 

Crstian Gonzales Tak Lagi Berseragam PSS Sleman

Terjawab sudah kepastian dari mantan striker Timnas Indonesia, Cristian Gonzales. PSS Sleman memutuskan melepas penyerang gaek, Cristian 'El Loco' Gonzales. 'Super Elang Jawa' julukan PSS Sleman memilih tak memperpanjang kontrak pemain kelahiran Uruguay ini.

Posisi yang ditinggal oleh Gonzales sangat krusial, pasalnya dalam keberhasilan PSS menjuarai Liga 2 musim 2018 lalu. Dia mencetak 15 gol, menunjukkan ketajamannya kendati sudah berusia 42 tahun.


Cristian Gonzales melakukan selebrasi usai mencetak gol ke kandang lawan


"El Loco kita tidak ada komunikasi lagi, iya (dilepas), begitulah kira-kira," kata Manajer PSS Sleman, Retno Sukmawati saat dihubungi detikSport, Sabtu (9/2/2019).

Retno tidak menjelaskan apa alasan manajemen tidak memperpanjang kontrak Gonzales. Guna menutup lubang posisi yang ditinggalkan Gonzales, manajemen PSS kini memburu penyerang asal Brasil. Retno mengaku telah mengirimkan proposal penawaran kepada pemain negeri Samba itu.


"Kemarin kami sudah kirim negosiasi ke agen dan pemainnya. Saat ini kami menunggu jawabannya, karena pemain itu juga menunggu surat penawaran kita," sebutnya. 

Meski demikian, Retno belum bersedia membocorkan siapa nama pemain tersebut. Dia hanya menyebut pemain itu belum pernah bermain di kompetisi sepakbola Indonesia. 

"Belum pernah main di Liga Indonesia. Nanti kalau ada info lanjutan kami sampaikan," imbuhnya. 

Monday, January 28, 2019

Lechia Gdanks Tak Beri Ijin Egy Maulana Vikri Membela Timnas

Piala AFF U-22 dalam hitungan minggu akan segera digelar di negeri Kamboja. Berita mengejutkannya adalah, tiga negara yaitu Singapura, Laos dan Brunei Darussalam menyatakan mundur dari kompetisi ini.

Tak kalah mengejutkan juga, datang dari Timnas Indonesia U-22, anak asuh Indra Sjafri ini kemungkinan tidak akan diperkuat oleh wonderkid Egy Maulana Vikri. Lechia Gdanks, klub tempat Egy berlabuh tak memberikan ijin untuk Egy berlaga menggunakan lambang garuda di dada.


"PSSI sudah menerima surat balasan Lechia Gdansk dan RKC Waalwijk bahwa Egy Maulana dan Ezra Walian tidak bisa dilepas ke timnas U-22 Indonesia. Dua pemain ini masih dibutuhkan klub mereka untuk berkompetisi," kata Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha Destria.


Namun begitu, Ratu Tisha menyatakan bahwa pelatih timnas U-22 Indonesia, Indra Sjafri, telah memiliki opsi pemain lain.

"Hal ini pun sudah kami komunikasikan dengan coach Indra. Beliau pasti sudah mempunyai opsi pemain lain bila mereka tidak bisa bergabung," ujarnya menambahkan.


Jika melihat pada daftar pemain saat ini, pemain muda Persib Bandung, Billy Keraf, bisa masuk dalam opsi lain Indra Sjafri. Pasalnya, Billy memiliki kesamaan posisi dengan Egy sebagai penyerang sayap di skuat Garuda Muda. Apalagi, Billy juga mempunyai kecepatan yang sempat menghebohkan sepak bola tanah air ketika membela Maung Bandung di Liga 1 2017.

Aksi solo run Billy ketika membela Persib melawan Perseru Serui cukup menjadi perbincangan hangat di media sosial. Selain itu, Billy juga sempat merasakan bermain di Asiop Apacinti seperti halnya Egy ketika masih junior. Nama Billy sudah tidak asing lagi bagi timnas Indonesia, sebab ia juga pernah membela timnas dalam kelompok usia 12 dan 14 tahun.

Billy Keraf saat membela PERSIB


Selain Billy, Indonesia juga masih punya Terrens Puhiri yang tak kalah membuat heboh jagad dunia sepakbola lewat aksi solo run-nya saat membela Borneo FC. Lewat aksi tersebut, Terrens diganjar dengan rewards sebagai pemain pinjaman di klub Thailand, Thai Port FC selama semusim tahun 2018.

Terrens Puhiri saat berseragam Thai Port FC


Menarik menanti siapa pengganti sosok Egy dalam skuat timnas U-22 Indonesia di Piala AFF U-22 2019.

Wednesday, January 2, 2019

PSSI Bisa Apa??

Beberapa bulan lalu, di Indonesia sempat viral dan ramai mengenai sepakbola. Apalagi kalau bukan induk organisasi sepakbola Indonesia, PSSI. Setelah kegagalan Timnas Senior di ajang Piala AFF Championship 2018 yang tidak berhasil menembus babak kualifikasi dan hanya berhasil finish di posisi ke tiga klasemen akhir. Indonesia menambah panjang catatan prestasi kegagalannya dalam kompetisi AFF Championship.


Sebelum berlaga di AFF Championship 2018, polemik kepala pelatih Timas Senior pun terjadi. Pelatih sebelumnya yaitu Luis Milla yang berhasil membawa perubahan dalam permainan timnas dianggap gagal. Memang Luis Milla tidak berhasil membawa Timnas Indonesia berlaga di semifinal Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, tetapi dari pengamat sepakbola dan para pemain berpikiran sebaliknya. Coach Milla sapaan akrab dari Luis Milla dianggap telah memberikan perubahan besar dalam visi misi dan cara bermain dari Timnas Indonesia.


PSSI sempat mengatakan kalau untuk AFF Championship, Luis Milla masih tetap akan memimpin Timnas Indonesia. Tetapi kenayataannya, Luis Milla diganti dan menunjuk Bima Sakti untuk menahkodai Timnas berlaga di AFF Championship 2018. Di bawah asuhan Coach Bima, Timnas Indonesia seperti tidak punya pola dalam permainan, baik itu menyerang maupun bertahan. Coach Bima pun selalu ber-eksperimen dengan merubah line up pemain inti di setiap pertandingan. Bahkan saat melawan Timor Leste, Indonesia nyaris dipermalukan di Gelora Bung Karno.


Setelah kegagalan Timnas tersebut, akhirnya merembet kepada kompetisi Liga 1, Liga 2 dan Liga 3. Match fixing atau pengaturan skor menjadi issue dan akhirnya muncul ke publik secara gamblang saat pertandingan terakhir PSMP Mojokoerto melawan Aceh United. Saat pemain PSMP Mojokerto hendak melakukan pinalti, tanpa diduga bola yang ditendang melenceng jauh dari gawang. Pengamat dan pelatih sepakbola pun menyatakan bahwa itu tindakan yang aneh.


Setelah kejadian tersebut, beberapa kasus pun bermunculan salah satunya adalah pengakuan manajer dari Madura FC yang secara terang-terangan mendapat tawaran sejumlah uang dari EXCO PSSI untuk mengalah di kandang PSS Sleman. Pernyataan manajer Madura FC ini saat diwawancarai dalam program talk show, Mata Najwa.


Setelah kejadian tersebut, sampai sekarang masih jadi pertanyaan.. PSSI Bisa Apa?

Wednesday, September 26, 2018

Job From Linkfromblog


Being a writer or blogger is a job that can make a lot of money. By utilizing advertise on blogs, bloggers can make money by writing something for review.


Don't hesitate to become a writer or blogger, increase the quality of writing, so the number of readers will increase. Linkfromblog is one site that can provide job reviews so that it can make money into your pocket.

Wednesday, August 15, 2018

Son Heung-Min Bebas Militer, Jika..

Asian Games 2018 yang akan dibuka secara resmi pada tanggal 18 Agustus 2018 di Indonesia. Pembukaan secara resmi tepatnya akan dilakukan di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Walaupun pembukaan belumsecara resmi, beberapa cabang olahraga sudah memulai pertandingannya seperti sepakbola, boal basket, dan handsball.


Khusus untuk sepakbola, Asian Games 2018 tertuju pada satu tim yaitu Korea Selatan. Negara yang berjuluk negeri ginseng tersebut datang ke Indonesia dengan memboyong penyerang mereka yang kini bermain di Liga Inggris, Tottenham Hotspurs. Son Heung-Min dipastikan tampil di Asian Games 2018 setelah mendapat ijin dari klubnya seminggu setelah memperkuat Tottenham Hotspurs melakoni laga perdana di Liga Inggris.

Son Heung-Min, membela Tottenham Hotpsurs

Tentunya kehadiran Son, sapaan akrab pemain berusia 26 tahun ini mejadi daya tarik masyarakat Indonesia, khususnya penggemar klub Tottenham Hotspurs. Korea Selatan yang kebagian melakoni pertandingan di Bandung, sudah menjalani laga pertamanya dengan mencukur Bahrain 6 gol tanpa balas.


Son datang ke Indonesia dengan tujuan harus mendapatkan medali emas untuk menghindari wajib militer dari negaranya. Seperti diketahui, Korea Selatan mewajibkan setiap warga negara laki-laki nya untuk mengikuti wajib militer sebelum berusia 28 tahun. Son yang kini tinggal Inggris mendapat keringanan, bisa menunda wajib militernya hingga usia 27 tahun.

Son saat selesai latihan di Bandung

Ada 4 opsi yang bisa ditempunh Son Heung-Min bisa bebas dari wajib militer.

1. Medali Emas Asian Games
Ini adalah opsi yang paling diketahui banyak orang, setiap warga negara Korea Selatan berjenis kelamin laki-laki yang berhasil meraih medali apa pun di Olimpiade dan emas di Asiang Games, akan terbebas dari wajib militer. Asian Games 2018 adalah kesempatan terakhir Son, karena ajang berikutnya Olimpiade Tokyo 2020, usia Son sudah lebih dari 27 tahun.

2. Menjadi Penduduk Tetap Negara Lain
Opsi ini jika ditempuh Son, maka dia bisa menunda wajib militernya hingga berusia 37 tahun. Dimana usia tersebut, usia untuk pensiun sebagai pemain sepakbola. Tetapi cara ini agak sulit ditempuh, karena Son belum tinggal di Britania Raya selama 5 tahun berturut-turut yang mana merupakan syarat untuk pengajuan menjadi penduduk tetap. Son bisa pengajuan ke Jerman, tempat dimana dia berkiprah lebih dari 5 tahun.

3. Pulang dan Berkiprah di K-League
Kembali ke Korea dan berkiprah di K-League bisa menghindarkan Son dari wajib militer. Hanya saja klubnya tidak boleh sembarangan. Klub yang harus dibela Son adalah klub yang berbasis militer seperti Sangju Sangmu yang bermain di kasta tertinggi K-League. Selain itu Son harus berstatus wajib militer dan sembari menyelesaikan pendidikan SMA nya.

4. Gantung Sepatu
Ini adalah opsi terburuk yang bisa dilakukan Son. Gantung sepatu dan pensiun dini. Karena di usia Son saat ini dan masuk wajib militer selama 21 bulan yang berarti dia harus vakum kurang lebih 2 tahun dalam dunia sepakbola. Bisa dibayangkan, absen dalam sepakbola professional selama itu bisa menurunkan performance bermainnya.

Monday, July 9, 2018

Empat Negara Tersisa, Punya Fakta Menarik

Piala Dunia sudah mendekati partai puncak. Tersisa dua pertandingan untuk menuju partai Final. Empat negara siap memperebutkan tiket ke Final. Perancis, Belgia, Inggris dan Kroasia berhasil melaju ke semifinal.

Perancis mengalahkan Uruguay untuk menantang Belgia yang berhasil mengirim pulang negara favorit juara, Brasil. Sementara di semifinal lainnya, Kroasia berhasil menyuruh tuan rumah Russia untuk duduk di bangku penonton. Kroasia akan ditantang oleh Inggris yang berhasil menyingkirkan Swedia.

Di semifinal Piala Dunia 2018 ini ternyata memiliki beberapa fakta yang cukup menarik. Penulis "rabona kick" mencoba untuk merangkum beberapa fakta yang ada.


Perancis paling berpengalaman
Bisa dibilang negara ini adalah negara yang paling berpengalaman. Ini adalah semifinal ke-6 buat "les blues" . Dari 5 kali masuk semifinalis, hanya 2 sesi piala dunia yang berhasil ditembus ke Final, tahun 1998 dan 2006. Puncaknya saat menjadi tuan rumah tahun 1996, Perancis menjadi juara. Di tahun 2006 kalah oleh Italia yang diwarnai oleh drama ditanduknya Materazzi oleh Zidane.



Belgia tersubur
Dari empat semifinalis, Belgia merupakan negara paling tersubur dalam mencetak gol di Piala Dunia 2018 ini, 14 gol telah diceploskan oleh para pemain Belgia. Tercatat tidak ada pemain yang benar-benar tajam selain Lukaku yang mencetak 4 gol. Tercatat 8 pemain juga ikut andil dalam mencetak gol, terpaut satu oleh Prancis dan Italia di Piala Dunia edisi tahun 1982 dan 2006.



Empat negara sama menggunakan 21 pemain
Keempat negara semifinalis hampir memainkan seluruh pemain yang dibawa ke Russia. Inggris dan Belgia hanya belum memainkan kiper cadangan mereka, sedangkan Kroasia hampir saja memainkan 22 pemain di ajang Piala Dunia 2018 ini, andai saja Nikola Kalinic tidak menolak bermain saat menjadi pemain pengganti.



Liga Inggris Mendominasi
Terlepas dari Inggris yang memang melaju ke babak semifinal Piala Dunia 2018 dan menggunakan pemain dari liga kasta tertinggi di negeri Ratu Elizabeth tersebut. Terhitung ada 92 pemain yang yang merumput di English Premiere League yang akan tampil di babak semifinal.

5 Pelanggaran Terparah Dalam Sepak Bola

Dalam pertandingan sepakbola , kontak fisik antar pemain sudah pasti terjadi . Ada yang disengaja ada pula yang tidak disengaja . ...