loading...
Showing posts with label Liga Europa. Show all posts
Showing posts with label Liga Europa. Show all posts

Monday, February 6, 2023

Profesi Pemain Bintang Sepakbola Setelah Pensiun: Tidak Berhubungan dengan Sepakbola

 Sebagai atlit olah raga, tentu ada masanya harus pensiun. Begitu juga dengan atlit sepak bola yang normalnya ketika masuk masa pensiun akan melanjutkan kariernya tidak jauh-jauh dari lapangan hijau. Tidak harus sebagai pelatih, bisa juga sebagai pemandu dan pencari bakat, agen pemain atau masuk ke dalam manajemen klub.

Berbeda dengan mantan pemain bintang sepakbola terkenal ini. Mereka memilih profesi dan kariernya jauh dari lapangan hijau dan justru bisa dibilang sukses dengan karier barunya.

Profesi Pemain Bintang Sepakbola Setelah Pensiun: Tidak Berhubungan dengan Sepakbola

1. Mathieu Flamini

Pemain kelahiran Prancis tahun 1984 ini memulai karirnya secara pemain senior di Marseille tahun 2003-2004. Satu musim di Marseille, Flamini memilih menerima pinangan Arsenal yang kala itu dilatih oleh Arsene Wenger dan bertahan selama 4 musim, hingga akhirnya terbang ke kota Milan untuk bergabung bersama AC Milan. Singkat cerita, Flamini pensiun dari dunia sepak bola pada tahun 2019 bersama klub Getafe. Bergabung bersama Getafe selama 2 musim, Flamini tidak pernah diturunkan sama sekali untuk bermain. Setelah pensiun, Flamini memilih meneruskan bisnis yang sudah dibangunnya sejak bermain bersama AC Milan. Bersama temannya, Flamini mendirikan "GFBioChemicals" yang merupakan bisnis di bidang energi bersih. Perusahaan pertama di dunia yang mampu memproduksi asam levulinat (suatu zat digunakan dalam industri farmasi dan bahan tambahan dalam bahan bakar) secara massal. Jadi wajar, tak bermain selama di Getafe pun tak apa. Karena Flamini sudah mendapatkan hasil yang lebih dari gajinya di Getafe.


2. Tim Weise

Pemain yang berposisi sebagai penjaga gawang atau goal keeper ini, memulai karir profesional sepakbolanya dari klub Jerman, Koln. Selama 7 tahun karir sepakbolanya dengan berbakti kepada klub Werder Bremen dan tampil sebanyak 194 kali. Tidak ada prestasi mencolok yang diraihnya selama berkarir di sepakbola, hanya saja dia pernah mengenakan jersey Timnas Jerman dan hanya tampil 6 kali memperkuat negaranya. Tahun 2014, Weise menyatakan untuk pensiun. Dia pensiun saat bermain untuk klub Hoffeinheim, dia dikontrak selama 2 musim dan hanya tampil sebanyak 10 kali. Di tahun 2016, dia menerima undangan dari atlit Triple H untuk latihan dan meningkatkan gulatnya. Di tahun yang sama, Wiese melakoni debut pertamanya sebagai pegulat profesional.


3. Thomas Gravesen

Namanya mungkin tidak setenar Cristiano Ronaldo, Gareth Bale, dan Michael Owen. Tapi siapa sangka dia adalah salah satu pemain dari Liga Inggris yang pernah mencicipi mewahnya berkostum Real Madrid. Dia adalah salah satu rekrutan "terabsurd" yang pernah dilakukan oleh Real Madrid kala itu. Gaya bermainnya yang cenderung keras dengan tekel yang membahayakan, membuat publik bertanya-tanya kenapa Real Madrid merekrutnya. Singkat cerita Gravesen pensiun di Everton saat usianya 32 tahun. Dari gaji yang dia terima saat di Real Madrid menjadi modal dia untuk pindah ke Las Vegas dan memulai hidup baru sebagai pemain poker profesional. Sebuah laporan bahkan menyatakan, kemenangan Gravesen dalam bermain poker telah menyentuh angka 80 juta pounds atau setara saat Real Madrid mendatangkan Cristiano Ronaldo dari MU.


4. Gaizka Mendieta

Siapa yang tak kenal dengan pemain satu ini, pemain yang berposisi sebagai playmaker ini pernah menjadi pemain termahal saat didatangkan oleh Lazio dari Valencia. Karirnya melesat saat berkostum kelelawar hitam Valencia dan membawa Valencia sebagai finalis Liga Champions pada tahun 2000. Setelah 9 tahun membela Valencia, Mendieta memutuskan terbang ke Italia untuk bergabung bersama Lazio di tahun 2001. Sayang karirnya tidak secemerlang saat di Valencia. Tahun 2008 dia memutuskan gantung sepatu dan menekuni profesi menjadi Disc Jockey atau DJ. Debutnya pada tahun 2010 saat kawannya meminta dia untuk tampil dalam sebuah festival Internasional di Spanyol. 


5. George Weah

Sepertinya pemain bola satu ini adalah yang paling nyentrik profesinya setelah pensiun dari lapangan hijau. Pensiun dari sepak bola, George Weah langsung terjun ke dunia politik dan karirnya pun cemerlang dan menjabat sebagai Presiden ke 24 sejak tahun 2018. Ini adalah pencalonan dia yang kedua kalinya, setelah pencalonan dia yang pertama untuk menjadi Presiden di tahun 2005, gagal. Weah mengalami karir profesional sepakbolanya di Monaco tahun 1988, sempat bermain untuk PSG, Marseille, AC Milan, Chelsea bahkan Manchester City. Weah menyatakan gantung sepatu saat dirinya membela klub Al Jazira di Uni Emirat Arab tahun 2003. Karir cemerlangnya adalah saat membela Monaco dengan 47 gol, 103 penampilan dan saat berkostum AC Milan dengan 114 penampilan dan 46 gol. Sayangnya dia belum pernah tampil di FIFA World Cup bersama timnas Liberia.



Thursday, December 22, 2022

Emi Martinez Melakukan Selebrasi Perayaan Dengan Mengejek Mbappe

 Argentina menjadi juara dunia 2022 untuk yang ketiga kalinya. Dua kali juara dunia diraih Argentia pada tahun 1978 dan 1986. Setelah menjuarai Piala Dunia 2022, Argentina bertolak dari Qatar dan disambut perayaan oleh seluruh warga Argentina. Tanggal 20 Desember 2022, hari Selasa waktu setempat, pemerintah Argentina membuat hari itu sebagai hari libur nasional. Sekitar 4 juta warga Argentina berkumpul di pusat kota Argentina, Buenos Aires untuk menyambut Lionel Messi dkk.


Di final, Argentina mengalahkan Perancis lewat drama adu pinalti di Lusail Stadium, setelah selama 120 menit bermain, kedua tim bermain imbang 3-3. Sempat unggul 2-0 terlebih dahulu, Perancis berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2 sama sehingga berlanjut ke babak tambahan waktu. Walaupun Argentina sempat unggul kembali, malam itu Kylan Mbappe benar-benar menjadi pahlawan bagi Perancis. Hatrick nya ke gawang Emi Martinez membuat skor menjadi 3-3 dan Mbappe secara resmi dinobatkan menjadi top skor Piala Dunia Qatar 2022.

Argentina menang dalam adu pinalti dan mereka pun merayakan kemenangan tidak hanya di dalam stadion, ruang ganti hingga perjalanan menuju tempat home base mereka di Qatar. Lionel Messi dan kawan kawan, tidak bisa lama-lama merayakan kemenangan mereka di Qatar. Mereka sudah ditunggu oleh jutaan penggemarnya yang berada di Argentina. Sesampainya di Argentina, squad abi celeste sudah disambut oleh jutaan penggemar dan supporter mereka. Warga Argentina rela menunggu hingga jam 4 subuh waktu setempat untuk menyambut pahlawan mereka yang kembali dari Qatar sambil membawa trophy tertinggi dalam olah raga sepak bola.



Skenario dalam perayaan kemenangan Timnas Argentina adalah para pemain akan diarak menggunakan bis terbuka menuju Buenos Aires sambil menyapa para supporter. Puncaknya akan berada di monumen obelisk untuk menyapa para supporter dan fans Timnas Argentina. Tetapi kenyataannya berbeda, perayaan menjadi chaos setelah adanya suporter yang nekad melompat dari jembatan untuk berusaha masuk ke dalam bis terbuka dimana para pemain Timnas Argentina berada.



Alhasil, bis yang membawa mereka pun tak bisa bergerak maju karena terlalu banyaknya fans dan penggemar yang memadati lokasi perayaan. Lionel Messi dkk, terpaksa harus dievakuasi menggunakan helikopter ke tempat yang cukup aman buat mereka. Meskipun begitu, jutaan fans masih bertahan di jalanan Buenos Aires.



Dalam perayaan kemenangan Argentina, kiper Emi Martinez yang menjadi pahlawan saat adu pinalti. Tertangkap kamera melakukan selebrasi yang kurang etis. Emi Martinez tertangkap kamera membawa boneka bayi dengan popok dimana wajah boneka diganti dengan foto Kylan Mbappe. Emi Martinez Melakukan Selebrasi Perayaan Dengan Mengejek Mbappe



Tidak hanya saat perayaan, tersebar video dimana Emi Martinez mengajak rekan rekan setimnya untuk mengheningkan cipta yang ternyata aksi tersebut untuk mengolok Mbappe lagi. Aksi tersbut, tentunya mendapat komentar negatif dari para fans Mbappe dan para legenda pemain Perancis.

Salah satunya adalah Adil Rami, eks bek Perancis yang ikut membawa Perancis juara Piala Dunia 2018 membuat IG story dengan kata-kata "Emi Martinez, adalah bajingan terbesar dan paling benci di dunia sepakbola. Bono lebih pantas memenangkan The Golden Glove"

Selain itu Menteri Keuangan Perancis Bruno Le Maire meminta FIFA untuk melakukan penyelidikan atas apa yang dilakukan oleh Emi Martinez. "Apa yang dilakukan FIFA? olahraga adalah tentang fair play. ini tentang rasa hormat terhadap lawan yang kalah"

Tidak hanya itu, Presiden sepakbola Perancis, Noel Le Graet juga mensomasi Emi Martinez. Le Graet menulis surat kepada Presiden sepakbola Argentina, "Saya menulis surat kepada rekan saya di federasi Argentina, saya menemukan aksi yang tidak normal. Dalam konteks olahraga, itu (tindakan Emi martinez) terlalu jauh. Saya sulit untuk memahaminya". dikutip dari gunem.id.


Menurut kalian, apa yang dilakukan Emi Martinez pantas atau tidak ya?


 

Thursday, June 2, 2022

Ini Dia Klub Yang Akan Menampung Paulo Dybala dan Paul Pogba

 Tanggal 17 Mei 2022 adalah merupakan tanggal bersejarah bagi Paulo Dybala. Tepat di tanggal tersebut Dybala melakoni laga terakhirnya bersama Juventus. Kala itu Juventus bertemu dengan Lazio di kompetisi Serie A Italia yang juga merupakan pekan terakhir dalam kompetisi tersebut.

Dybala sudah berseragam "Zebra" garis hitam-putih sejak 2015. Dia ditransfer ke Juventus dari Palermo dengan mahar hampir 40 juta euro. Selama membela Juventus, Dybala telah banyak memberikan gelar kepada 'la vechia signora', salah satunya adalah gelar scudetto untuk si nyonya tua, Juventus.

Paulo Dybala dengan selebrasinya setelah cetak gol

Juni 2022 adalah bulan dimana kontrak Dybala dengan Juventus berakhir. Kesepakatan antara Dybala dan Juventus tidak menemui titik temu. Keduanya pun sepakat berpisah. Jelas ini kerugian besar buat Juventus harus kehilangan pemain sekelas Dybala dengan gratis. Dybala saat ini adalah pemain dengan free agent, dia bebas membubuhkan tanda tangannya di klub mana saja yang dia suka dan bisa memenuhi keinginannya.

Banyak tawaran datang dari beberapa klub dari Italia diantaranya, AC Milan, Inter Milan, dan AS Roma. Klub dari luar Italia juga ikut berkompetisi mendapatkan servis dari pemain berpaspor Argentina ini. 

Kompetisi liga 2021/2022 di benua eropa sudah berakhir. Beberapa klub mulai berbenah, dengan melakukan pembelian pemain baru atau memperpanjang kontrak pemain kunci hingga mendatangkan pelatih baru.

Kalau Juventus harus rela kehilangan Paulo Dybala dengan cara gratis. Manchester United (MU) pun mengikuti jejak Juventus. MU harus rela kehilangan secara gratis gelandang elegan mereka Paul Pogba. 

Paul Pogba secara resmi keluar dari MU

Paul Pogba pun sudah mengumumkan dirinya akan meninggalkan MU setelah kontraknya habis di tanggal 30 Juni 2022. Paul Pogba sejatinya adalah jebolan akademi MU, sempat berseragam Juventus dan moncer ketika bermain di tanah Italia. Pogba dipinang untuk kembali pulang ke MU pada tahun 2016. Selama 6 tahun berseragam setan merah, Paul Pogba tak mampu memboyong satu piala pun ke dalam Old Trafford. Prestasi terbaiknya adalah membawa MU menjadi runner-up Liga Inggris.

Kabarnya, tidak diperpanjangnya kontrak Paul Pogba dikarenakan menit bermain Pogba yang berkurang setelah recovery dari cidera. Selain itu, puasa gelar MU yang cukup lama membuat Pogba jenuh.

Saat ini, Juventus dan Paris Saint-Germain siap menampung pemain 'buangan' dari MU tersebut.


Monday, January 17, 2022

Inilah Pelatih Sepakbola Yang Tidak Pernah Berkarier Sebagai Pemain Profesional

"Apakah pelatih sepakbola, bisa main sepakbola?" pertanyaan yang disampaikan Deddy Corbuzier dalam podcastnya bersama pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-Yong menjadi viral. Pertanyaan tersebut dianggap merendahkan pelatih atau bahkan sedikit menghina.

Bagi penggemar sepakbola, memang hal yang wajar jika pemain sepakbola yang kemudian pensiun maka akan beralih menjadi pelatih. Sebut saja, Zinedine Zidane, Antonio Conte, Simone Inzaghi, Diego Simeone dan masih banyak lagi yang lainnya. Tapi, penggemar sepakbola mungkin tidak banyak yang tahu ada beberapa pelatih dengan prestasi yang moncer, tidak pernah mencicipi karier sebagai pesepakbola profesional. Inilah pelatih sepakbola yang tidak pernah berkarier sebagai pemain profesional.


1. Julian Nagelsmann

Pelatih yang mengawali karier kepelatihannya saat masih berusia 28 tahun, bersama klub Jerman, Hoffeinheim di tahun 2015. Julian adalah seorang sarjana Adminsitrasi Bisnis dan Ilmu Olahraga. Dia sama sekali tidak punya karier sebagai pesepakbola profesional. Bersama Hoffeinheim, Julian berhasil membawa klub tersebut lolos dari degradasi dan lolos ke Liga Champions untuk pertama kalinya. Kariernya berlanjut ke RB Leipzig pada tahun 2019-2020 dan mengkandaskan perjuangan Tottenham Hostpurs 4-0 di Liga Champions. Sekarang, Julian masih menukangi Lewandowski, dkk di Bayern Muenchen.


2. Brendan Rodgers

Nama pelatih ini sangat tidak asing di telinga Liverpudlian. Brendan Rodgers menjadi pelatih Liverpool pada tahun 2012-2015. Pada saat usia 20 tahun, Brendan Rodgers mengalami cidera lutut dan tidak memungkinkan menjadi pemain bola profesional. Karier kepelatihannya dimulai dari Chelsea sebagai asisten Jose Maurinho di tahun 2004 dan resmi menjadi pelatih kepala di tahun 2008 saat menjadi pelatih Watford. Prestasi selama menjadi pelatih adalah membawa Glasgow Celtic menjadi juara di liga Skotlandia, apalagi sebelumnya dia mengalami masa sulit di Liverpool dan kemudian dipecat. Saat ini Brendan Rodgers masih menjabat sebagai pelatih Leicester City


3. Andre Villas-Boas

Bisa dikatakan, ini adalah pelatih yang mencuri perhatian. Di usianya yang terbilang masih muda, dia berhasil membawa FC Porto meraih treble winner, Liga Premiera, Piala Portugal dan Liga Europa di musim perdananya sebagai pelatih 2010-2011. Andre Villas-Boas sejatinya adalah seorang biasa yang berkutat dengan dunia manajemen. Karena berani mengungkapkan pendapatnya mengenai sepakbola, kariernya pun berubah. Di usia 19 tahun dia mendapatkan lisensi A kepelatihan dan menjadi asisten pelatih FC Porto saat itu yaitu, Jose Maurinho. Klub yang pernah dilatih oleh dia adalah Chelsea, Tottenham Hotspurs, dan Marseille.


4. Maurizio Sarri

Pelatih yang nyentrik dan khas karena prokok berat, saat ini video ini dibuat sedang menukangi klub ibu kota dari Italia. SS Lazio. Frustasi karena tidak berhasil menembus level amatir ditambah cidera yang dialaminya, Sarri memutuskan untuk banting setir menjadi seorang bankir. Karier Sarri di dunia kepelatihan sepakbola dimulai saat dia berusia 30 tahun. Di tahun 2015 dia dipercaya melatih Napoli dan membuat klub tersebut menajdi klub yang sangat agresif dan sulit dikalahkan. Tanpa gelar bersama Napoli, Sarri memutuskan menyebrang ke negara Inggris untuk melatih Chelsea dan tepat sekali di tahun 2018-2019, Chelsea menjadi juara Liga Europa. Hanya bertahan setahun, Sarri pulang kampung untuk menjadi pelatih Juventus dan menggiring Juventus menjadi Scudetto di tahun 2019-2020.



5. Leonardo Jardim

Jardim memulai karir kepelatihannya di usia muda, 27 tahun sebagai asisten pelatih klub di liga 2 Portugal. Karir pelatih kepala, dimulai saat usianya 35 tahun saat melatih Braga, Olympiacos, dan Sporting Lisbon, masing-masing dalam waktu selama 1 musim. Walaupun selama 1 musim, ketiga klub tersebut mengalami performa yang sangat baik. Olympiacos dibawanya menjuarai Liga Yunani dan Piala Yunani. Kemudian dia pindah ke Perancis untuk melatih AS Monaco. Tidak tanggung tanggung, AS Monaco dibawanya menjadi juara Liga Perancis tahun 2017 sekaligus menembus semifinal Liga Champions. Pada tahun 2018 dia dipecat AS Monaco. Tahun 2022/2023, dia tercatat sebagai pelatih Shabab Al Ahli, klub di Uni Emirat Arab. 



Untuk menjadi pelatih sepakbola, tidak harus menjadi pemain sepakbola dulunya, Asal punya strategi dan lisensi kepelatihan, sudah bisa jadi pelatih. Supaya dilirik dan direkrut klub besar, harus menunjukkan prestasi sebagai pelatih. Bagaimana menurut kalian?





Wednesday, September 15, 2021

Jesse Lingard, Pemberi Umpan Terbaik Buat Young Boys

 Liga Champion sudah bergulir, dan pertandingan pertama bagi Manchester United (MU) adalah melawan Young Boys (YB), klub yang berawal dari Swiss. Di atas kertas, MU seharusnya bisa menang mudah bahkan prediksinya adalah pesta gol. Prediksi ini wajar, mengingat skuad MU ayng bertabur bintang ditambah lagi dengan pemain mega bintang yang "kembali pulang" Cristiano Ronaldo, tentunya MU bisa dengan mudah memenangkan pertandingan.

Pada menit ke-13, Ronaldo berhasil menceploskan bola ke dalam gawang YB. Skor pun berubah menjadi 1-0 untuk MU. Akan tetapi kondisi berubah terbalik, sejak petaka pemain MU, Wan-Bissaka diganjar kartu merah pada menit ke-35.


Pelanggaran keras yang dilakukan oleh Wan-Bissaka cukup membuat permainan MU kocar kacir yang puncaknya adalah di babak kedua, Moumi Ngamaleu pada menit ke-66 berhasil menyambar bola umpan dari rekan setimnya untuk menyamakan skor menjadi 1-1.


Setelah kebobolan, pelatih MU Ole Gunnar Solksjaer memutuskan menarik keluar CR7 dan menggantikannya dengan Jesse Lingard. Tidak ada yang salah dengan pergantian ini, mungkin sang pelatih ingin permainan agak sedikit bertahan. Karena dengan menarik CR7, otomatis MU bermain tanpa striker.


Bukannya bermain dengan performa terbaiknya, entah mimpi apa Lingard sampai-sampai di menit terakhir dia memberikan back-pass yang lemah ke arah De Gea. Blunder ini pun dimanfaatkan oleh striker YB, Theoson Sibatcheu untuk mencocol si kulit bundar untuk merubah skor menjadi 2-1 untuk keunggulan Young Boys.


Seusai pertandingan, sudah pasti Jesse Lingard sangat menyesali permainannya malam itu. Tidak hanya itu, di dunia maya pun Lingard dan Manchester United menjadi trending. Netizen pun tak lepas ikut serta memperolok blunder yang dilakukan Lingard. Bahkan, Lingard dinobatkan sebagai assist terbaik pada pertandingan tersebut. Jesse Lingard, pemberi umpan terbaik buat Young Boys.

Monday, September 7, 2020

Direktur Olahraga Klub, Dibalik Transfer Pemain. Siapa Saja Mereka?

Kompetisi liga Eropa sebentar lagi akan bergulir kembali dan bursa transfer pemain masih dibuka. Klub-klub di Eropa mulai bergerilya pemain untuk melengkapi skuad mereka. Dibalik transfer perpindahan pemain dari satu klub ke klub lainnya, selain melibatkan agen sang pemain juga melibatkan sang Direktur Olahraga klub. Tugas mereka selain talent scouts juga bertugas sebagai tukang tawar harga alias negotiator. Beberapa klub memiliki Direktur Olahraga yang cukup handal, siapa saja mereka, berikut daftarnya:


1. Marc Overmars (AFC Ajax Amsterdam)

Nama ini mungkin tidak asing bagi penggemar sepakbola. Marc Overmars adalah salah satu pemain sayap yang handal dan lincah yang pernah dimiliki oleh Timnas Belanda. Pernah membela beberapa klub besar seperti Barcelona dan Arsenal dan tampil bersama The Orange Belanda sebanyak 86 kali dengan 17 gol. Marc memutuskan gantung sepatu di tahun 2004 karena cidera yang berkepanjangan. Alih-alih setelah pensiun menjadi pelatih, Marc meneruskan karirnya sebagai Direktur Olahraga di klub negara asalnya, AFC Ajax Amsterdam. Sebut saja Justin Kluivert (anak dari penyerang Barcelona yang sudah pensiun, Patrick Kluivert), Frankie de Jong, dan Matthijs de Light merupakan pemain rekrutan dari tangan dingian Marc yang membuat Ajax untung besar.



2. Igli Tare (SS. Lazio)

Ketika menjadi pemain, Igli Tare namanya memang tidak tenar. Mantan pemain timnas Albania ini berposisi sebagai penyerang ketika masih aktif bermain. Mulai dikenal, ketika berkarir di Italia bersama klub Brescia, Bologna dan pensiun ketika membela elang ibu kota, Lazio. Instingnya dalam menyerang digunakan saat talent scouts untuk Lazio. Banyak pemain yang direkrut oleh Lazio merupakan jasa dari seorang Igli Tare. Paling anyar adalah penjualan Felipe Anderson ke West Ham United membuat Lazio untung besar. Igli Tare digadang-gadang akan memenangkan penghargaan sebagai Direktur Olahraga terbaik, tentunya akan berdampak pada dirinya yang diincar oleh banyak klub eropa.



3. Michael Edwards (Liverpool FC)

Sosok ini mungkin kalah tenar oleh nama sang manajer Jurgen Klopp. Tapi otak dan dalang dibalik dari skuad Liverpool saat ini adalah tak lain dan tak bukan Michael Edwards. Mengawali sebagai pemain professional di klub yang antah berantah, itupun hanya sebagai pemain pelapis alias cadangan mati. Merasa karirnya tak berkembang, dia memutuskan untuk melanjutkan studi di bidang IT dan Bisnis hingga akhirnya nasib membawanya kembali ke sepakbola buka sebagai pemain tetap sebagai negotiator. Edwards berhasil memboyong pemain kunci Liverpool saat ini seperti Van Dijk, Salah, Mane, Alisson dan Fabinho. Selain itu, dia berhasil melego Coutinho ke Barcelona yang dananya dipakai untuk mendapatkan tanda tangan bek tangguh Van Dijk.



4. Arsene Wenger (Arsenal FC)

Namanya lebih dikenal sebagai manajer dari meriam London, Arsenal. Ya, jabatannya memang sebagai manajer tapi dia memegang penuh pemain mana yang harus direkrut. Bukan main-main, pemain yang direkrut adalah pemain muda yang harganya masih sangat murah. Setelah dipoles dan ditempa oleh Wenger, pemain muda tersebut langsung bernilai sangat mahal saat di usia muda. Tak heran, Arsene Wenger dijuluki "The Prof" alias sang professor. Sebut saja Cesc Fabregas, Andrei Arshavin, Ashley Cole dan yang paling fenomenal adalah Tierry Henry. Tangan dingin Wenger memang ampuh dan seprti mempuanyai daya magic dalam memoles pemain muda. Tapi sayang, polesannya tidak pernah berhasil membawa Arsenal juara Liga Inggris.





Monday, August 24, 2020

Pemain-pemain yang gagal bergabung dan berhasil bergabung

Kompetisi liga sudah berakhir dan akan memasuki musim kompetisi baru. Saat ini, jendela transfer pemain sedang dibuka. Para klub berlomba untuk memilih dan bernegosiasi dengan pemain incaran, ada juga klub yang harus gigit jari karena pemain incarannya gagal pindah, ada pula pemain yang harus rela tidak diperpanjang kontraknya di klub yang dibela.

Berikut pemain yang gagal bergabung dengan klub baru serta pemain yang berhasil bergabung ke klub baru:

1. Jadon Sancho

Pemain ini sempat menjadi trending dikarenakan tinggal selangkah lagi menginjakkan kaki di Old Trafford dan meninggalkan Signal Iduna Park, markas Borrusia Dortmund. Akan tetapi, transfer tidak berjalan mulus. Borrusia Dortmund mematok harga tinggi yang tidak bisa disanggupi oleh Manchester United. Sancho dibanderol dengan harga 120 juta euro yang membuat MU mundur alon-alon


2. Willian

Masih dari bursa pemain Liga Inggris, Willian akhirnya memutuskan berganti warna jersey menjadi merah dengan logo meriam di dada. Pemain Brasil ini resmi berseragam Arsenal secara cuma-cuma. Willian pindah dari klub sesama kota London, Chelsea setelah kontraknya habis bersama "The Blues". Dengan durasi kontrak 3 tahun, Willian akan mengenakan jersey bernomor 12.


3. David Silva

Setelah berkarir merantau ke negeri Elizabeth hampir 10 tahun, "El Chino" akhirnya memutuskan pulang kampung ke Spanyol. David Silva sebenarnya banyak mendapatkan tawaran dari klub di luar Spanyol dan keinginan dia untuk bisa tetap berlaga di Liga Champions, membuka kans besar kepada klub yang akan berlaga di Liga Champions untuk bisa merekrut gelandang serang ini. Salah satunya Lazio. Menurut info yang didapat, gentle agreement sudah didapat antara pemain dan Lazio. Akan tetapi, desakan dari keluarga terutama sang istri yang menginginkan dia untuk kembali ke Spanyol membuat kesepakatan, ambyar!. Real Sociedad adalah klub menjadi pelabuhan David Silva.


4. Koeman dan Pirlo

Ronald Koeman dan Andrea Pirlo kembali ke lapangan hijau, bukan jadi pemain. Mereka kembali untuk melatih klub yang pernah mereka bela. Setelah gagal di perempat final, Juventus langsung memecat Maurizio Sarri dan menunjuk Andrea Pirlo untuk menukangi Juventus. Beberapa pemain bintang Juventus langsung tidak masuk dalam skema Pirlo, diantaranya adalah Higuain dan Khedira. Selain itu, Barcelona juga menunjuk Ronald Koeman sebagai pelatih kepala setelah memecat Quique Setien yang gagal membaca Barcelona lolos ke final Liga Champions.



Jendela tranfer pemain masih dibuka hingga kick off kompetisi dimulai. Jadi kejutan masih akan terjadi.

Monday, May 11, 2020

Football Competitions in Europe is Back

Yes, like an oasis in the middle of a barren desert. Several countries in Europe through their related institutions, have announced that they will continue the soccer competition which was delayed due to the corona virus. The plan to return to football competition in European countries is like a hope that we all have to fight this virus.

As is well known, since the outbreak of the corona virus has resulted in the cessation of soccer competition in Europe. Countries such as England, Italy, Germany, and Spain are countries that have quite an elite competition in terms of football. Actually France also has an elite soccer competition. But since corona outbreaks on European soil, France has decided to stop the competition completely and solidify PSG as league champions.

Starting in early May, several players from the English EPL competition, Italian Serie A, German Bundesliga and Spanish La Liga, were called in and have come to their respective clubs for medical tests. This is done as a health protocol and prior to the inaugural training to signal the start of the competition.

Real Madrid players and coaches at the media test site, Valdebebebas

It is not only Real Madrid who call their players home for medical tests. Barcelona has also called on its players and several other Laliga clubs have also called on players to conduct medical tests.

Seria A Italian League also did the same thing. The clubs have called back their players to do medical tests. Juventus and Lazio have undergone medical tests to the players and have done their first practice. The training that was held was quite unique, in one field there could only be 5 players and the coach was only monitoring from the sidelines.

In contrast to Italy, England and Spain are still in the stage of medical tests returning their players. Germany has decided that, the Bundesliga will start kick off starting Saturday, May 16, 2020. Football is a popular sport all over the world, no wonder this sport is very much awaited and enjoyed by its fans. Hopefully with the passing of soccer competition, can make people happy and increase body immunity and can fight covid-19.

Friday, August 16, 2019

Berita Transfer Pemain Bola, Belum Usai

Pekan pertama Liga Inggris telah dimulai, tapi Liga top beberana negara eropa seperti Liga Italia, Liga Perancis, Liga Turki dan Liga Spanyol belum dimulai. Itu menandakan, bursa transfer pemain masih dibuka untuk Italia dan Spanyol. 

Seperti yang diketahui hampir seluruh pecinta sepakbola, saga transfer Romelu Lukaku akhirnya terjawab. Sang striker berlabuh ke Inter Milan di detik-detik penutupan transfer pemain. Maklum, Lukaku sebelum bergabung di Inter Milan merupakan pemain setan merah Manchester United. Menurut transfermarkt, Lukaku ditransfer dari kota Manchester dengan mahar 65 juta euro plus bonus yang tak disebutkan.



Inter Milan juga harus kehilangan Ivan Perisic yang pindah ke FC Bayern Muenchen dengan status pinjaman. Inter Milan saat ini masih menjadi buah bibir, karena pergerakannya masih agresif di bursa transfer. Setelah mendatangkan Lukaku, Inter Milan juga ada satu pekerjaan rumah yang dari musim lalu belum selesai. Menjual Mauro Icardi yang dicurigai budget penjualannya untuk merayu gelandang serang milik SS Lazio, Sergej Milinkovic-Savic. 


Menjual Icardi ternyata tidak mudah, harga yang dipatok oleh Inter Milan lumayan mahal yaitu sebesar 120 juta euro. Sedangkan menurut situs transfermarkt.com, Icardi hanya dihargai 80 juta euro. Kabar terakhir, agar bisa terjual cepat, Inter Milan menurunkan harga Icardi hingga 60 juta euro. Mungkin hanya Juventus yang sanggup membayar harga tersebut.

Tak kalah seru, dari ibu kota Italia, klub AS Roma harus kehilangan gelandangbertahan mereka Steven Nzonzi yang berlabuh ke Galatasaray dengan status pinjaman. AS Roma juga memagari gelandang muda berbakatnya Cengiz Under hingga 2023.

Cengiz Under sign contract until 2023
Masih ditunggu, pergerakan klub Italia lainnya dalambursa transfer. Siapakah yang akan menutup bursa transfer di Italia dengan transfer saga tahun ini??

Thursday, December 7, 2017

Zulter-Waregem Nodai Rekor Lazio

Sebagai salah satu tim terlemah di Group K, klub yang bermarkas di Belgia ini ternyata mampu menodai rekor tak terkalahkan "elang ibu kota" S.S Lazio. Bermain di Regenboogstadion dengan kapasitas 10.200 penonton, Zulter-Waregem (ZW) berhasil unggul terlebih dahulu melalui sundulan Nill De Pauw. Tuan rumah harus menunggu selama satu jam untuk melihat gol yang diciptakan oleh Michael Heylen yang memanfaatkan umpan cantik dari Bruan Hamalainen.


ZW unggul sementara 2-0 terhadap Lazio. Mr. Simo memang datang ke Belgia dengan pasukan mudanya. Selain karena lazio sudah dipastikan lolos ke babak selanjutnya, Mr. Simo ingin memberikan kesempatan kepada pemain muda Lazio untuk mendapatkan pengalaman dan jam bertanding di level yang tinggi. Nama-nama yang selalu mengisi line up seperti; Immobile, Luis Alberto, Parolo dan Strakosha (GK) tidak ada dalam tim yang di bawa ke Belgia.


Sepertinya Mr. Simo ingin memberikan istirahat untuk pemain intinya. Menit 67', Lazio berhasil mengecilkan selisih melalui penyerang mereka Filipe Caicedo. Selang sembilan menit kemudian, eks pemain Liverpool, Lucas Leiva mencetak gol perdananya bagi Lazio. Gol yang dicetak pun cukup unik denga cara menendang menggunakan tumit kaki dan berhasil melewati kolong kiper ZW yang dijaga Bostyn. Skor sama kuat 2-2.

Zulter-Waregem vs Lazio
Merayakan gol, Lucas Leiva


Sepertinya pertandingan akan berakhir dengan imbang dan Lazio akan menyelesaikan fase group tanpa terkalahkan. Namun, petaka terjadi pada menit 83'. Sepakan yang dilepaskan Aaron Leyka Iseka berhasil merangsek ke dalam jala gawang Lazio yang dikawal Ivan Vargic. 


5 Pelanggaran Terparah Dalam Sepak Bola

Dalam pertandingan sepakbola , kontak fisik antar pemain sudah pasti terjadi . Ada yang disengaja ada pula yang tidak disengaja . ...