loading...

Monday, February 13, 2023

Juan Sebastian Veron "Si Penyihir Kecil", Sihirnya Tak Bekerja di Tanah Inggris

Pada medio tahun 90-an pemain ini mendapat julukan La Brujita yang artinya "si penyihir kecil". Julukan ini tidak semerta-merta menempel dalam dirinya. Posisinya sebagai gelandang serang dan pengatur ritme serangan sebuah tim, seperti penyihir yang sedang menunjukan kekuatan magicnya. 

Lahir pada 9 Maret 1975, bernama lengkap Juan Sebastian Veron dan memulai karirnya dari klub Estudiantes. Klub dimana sang ayah Juan Ramon juga pernah bermain di klub tersebut. Selama 2 tahun bermain liga domestik Argentina, Juan Veron dilirik Sampdoria yang kala itu dilatih oleh Sven-Goran Erikson dan dari klub itulah pemain yang identik dengan kepala plontos ini memulai karirnya di Eropa saat usianya masih 21 tahun.

Magicnya selama di Sampdoria hanya bertahan 2 tahun. Karena di tahun 1998, Parma mengontraknya sebesar 15 juta poundsterling untuk berbaju kuning biru. Walaupun hanya bertahan selama 1 musim di Parma, tetapi pilihan Parma tidaklah salah. Selama 1 musim tersebut, Veron berhasil membawa Parma juara Piala UEFA yang di final mengalahkan Marseille dan juga menjuarai Coppa Italia.


Di tahun 1999, klub ibu kota Italia, SS Lazio meminangnya sebesar 18 juta poundsterling untuk bermarkas di Stadion Olimpico. Veron kembali bertemu dengan pelatihnya saat di Sampdoria, Sven-Goran Erikson. Bersama Lazio, karir Veron sangat meroket. Selama 2 musim berkostum biru langit, Veron membawa Lazio meraih 5 trophy;

1. juara Liga Italia Serie A tahun 1999/2000

2. juara coppa italia 1999/2000

3. juara super coppa italia tahun 2000

4. Piala Winners (sekarang Piala UEFA) tahun 1999

5. Piala Super UEFA tahun 1999


Di tahun 2001, Veron menerima pinangan Manchester United dengan mahar 28 juta poundsterling yang menjadi nilai transfer termahal saat itu. Sukses dengan Lazio, nyatanya bukan jaminan bagi Veron untuk bisa langsung nyetel dengan permainan di Liga Inggris bersama MU. Karakter permainan di Liga Inggris yang cenderung cepat menjadi salah satu faktor, sulitnya dia beradaptasi di MU. Selain itu kalah bersaing dengan Paul Sccholes dan Roy Keane. Selama 2 musim bersama MU, Veron memutuskan pindah dan berggabung bersama Chelsea. Tapi sayang, dewi fortuna belum berpihak kepadanya. Cidera panjang membuatnya semakin tenggelam di Liga Inggris dan hanya tampil 7 kali bersama Chelsea hingga akhirnya dipinjamkan ke Inter Milan dan menjuarai Liga Italia dan 2 trophy Coppa Italia. 


Tahun 2007, kontraknya bersama Chelsea berakhir dan Veron memutuskan pulang ke Argentina dan memperkuat klub dimana dia berasal, Estudiantes. Di tahun 2014, Veron memutuskan untuk gantung sepatu dan di tahun yang sama dia menjadi Presiden klub Estudiantes. Selama 20 tahun berkarir di sepak bola, Juan Veron mengoleksi 510 kali penampilan dan 68 gol. Bersama timnas Argentina, dia mencatatkan 73 kali caps dan 9 gol.


"Tell the fans to enjoy themselves. I will give nothing, but the best" - Juan Sebastian Veron "Si Penyihir Kecil", Sihirnya Tak Bekerja di Tanah Inggris

Monday, February 6, 2023

Profesi Pemain Bintang Sepakbola Setelah Pensiun: Tidak Berhubungan dengan Sepakbola

 Sebagai atlit olah raga, tentu ada masanya harus pensiun. Begitu juga dengan atlit sepak bola yang normalnya ketika masuk masa pensiun akan melanjutkan kariernya tidak jauh-jauh dari lapangan hijau. Tidak harus sebagai pelatih, bisa juga sebagai pemandu dan pencari bakat, agen pemain atau masuk ke dalam manajemen klub.

Berbeda dengan mantan pemain bintang sepakbola terkenal ini. Mereka memilih profesi dan kariernya jauh dari lapangan hijau dan justru bisa dibilang sukses dengan karier barunya.

Profesi Pemain Bintang Sepakbola Setelah Pensiun: Tidak Berhubungan dengan Sepakbola

1. Mathieu Flamini

Pemain kelahiran Prancis tahun 1984 ini memulai karirnya secara pemain senior di Marseille tahun 2003-2004. Satu musim di Marseille, Flamini memilih menerima pinangan Arsenal yang kala itu dilatih oleh Arsene Wenger dan bertahan selama 4 musim, hingga akhirnya terbang ke kota Milan untuk bergabung bersama AC Milan. Singkat cerita, Flamini pensiun dari dunia sepak bola pada tahun 2019 bersama klub Getafe. Bergabung bersama Getafe selama 2 musim, Flamini tidak pernah diturunkan sama sekali untuk bermain. Setelah pensiun, Flamini memilih meneruskan bisnis yang sudah dibangunnya sejak bermain bersama AC Milan. Bersama temannya, Flamini mendirikan "GFBioChemicals" yang merupakan bisnis di bidang energi bersih. Perusahaan pertama di dunia yang mampu memproduksi asam levulinat (suatu zat digunakan dalam industri farmasi dan bahan tambahan dalam bahan bakar) secara massal. Jadi wajar, tak bermain selama di Getafe pun tak apa. Karena Flamini sudah mendapatkan hasil yang lebih dari gajinya di Getafe.


2. Tim Weise

Pemain yang berposisi sebagai penjaga gawang atau goal keeper ini, memulai karir profesional sepakbolanya dari klub Jerman, Koln. Selama 7 tahun karir sepakbolanya dengan berbakti kepada klub Werder Bremen dan tampil sebanyak 194 kali. Tidak ada prestasi mencolok yang diraihnya selama berkarir di sepakbola, hanya saja dia pernah mengenakan jersey Timnas Jerman dan hanya tampil 6 kali memperkuat negaranya. Tahun 2014, Weise menyatakan untuk pensiun. Dia pensiun saat bermain untuk klub Hoffeinheim, dia dikontrak selama 2 musim dan hanya tampil sebanyak 10 kali. Di tahun 2016, dia menerima undangan dari atlit Triple H untuk latihan dan meningkatkan gulatnya. Di tahun yang sama, Wiese melakoni debut pertamanya sebagai pegulat profesional.


3. Thomas Gravesen

Namanya mungkin tidak setenar Cristiano Ronaldo, Gareth Bale, dan Michael Owen. Tapi siapa sangka dia adalah salah satu pemain dari Liga Inggris yang pernah mencicipi mewahnya berkostum Real Madrid. Dia adalah salah satu rekrutan "terabsurd" yang pernah dilakukan oleh Real Madrid kala itu. Gaya bermainnya yang cenderung keras dengan tekel yang membahayakan, membuat publik bertanya-tanya kenapa Real Madrid merekrutnya. Singkat cerita Gravesen pensiun di Everton saat usianya 32 tahun. Dari gaji yang dia terima saat di Real Madrid menjadi modal dia untuk pindah ke Las Vegas dan memulai hidup baru sebagai pemain poker profesional. Sebuah laporan bahkan menyatakan, kemenangan Gravesen dalam bermain poker telah menyentuh angka 80 juta pounds atau setara saat Real Madrid mendatangkan Cristiano Ronaldo dari MU.


4. Gaizka Mendieta

Siapa yang tak kenal dengan pemain satu ini, pemain yang berposisi sebagai playmaker ini pernah menjadi pemain termahal saat didatangkan oleh Lazio dari Valencia. Karirnya melesat saat berkostum kelelawar hitam Valencia dan membawa Valencia sebagai finalis Liga Champions pada tahun 2000. Setelah 9 tahun membela Valencia, Mendieta memutuskan terbang ke Italia untuk bergabung bersama Lazio di tahun 2001. Sayang karirnya tidak secemerlang saat di Valencia. Tahun 2008 dia memutuskan gantung sepatu dan menekuni profesi menjadi Disc Jockey atau DJ. Debutnya pada tahun 2010 saat kawannya meminta dia untuk tampil dalam sebuah festival Internasional di Spanyol. 


5. George Weah

Sepertinya pemain bola satu ini adalah yang paling nyentrik profesinya setelah pensiun dari lapangan hijau. Pensiun dari sepak bola, George Weah langsung terjun ke dunia politik dan karirnya pun cemerlang dan menjabat sebagai Presiden ke 24 sejak tahun 2018. Ini adalah pencalonan dia yang kedua kalinya, setelah pencalonan dia yang pertama untuk menjadi Presiden di tahun 2005, gagal. Weah mengalami karir profesional sepakbolanya di Monaco tahun 1988, sempat bermain untuk PSG, Marseille, AC Milan, Chelsea bahkan Manchester City. Weah menyatakan gantung sepatu saat dirinya membela klub Al Jazira di Uni Emirat Arab tahun 2003. Karir cemerlangnya adalah saat membela Monaco dengan 47 gol, 103 penampilan dan saat berkostum AC Milan dengan 114 penampilan dan 46 gol. Sayangnya dia belum pernah tampil di FIFA World Cup bersama timnas Liberia.



Friday, February 3, 2023

Berstatus Pemain Bintang di Liga Inggris Belum Tentu Bersinar di Real Madrid

Status mereka adalah pemain bintang di klubnya masing-masing. Karena status itulah, Real Madrid bersedia membayar transfer mereka dengan harga yang fantastis. Mereka adalah para pemain bintang yang berlaga di Liga Inggris atau English Premier League. Contoh saja Real Madrid berani menebus Cristiano Ronaldo dari Manchester United dengan nilai transfer 8o juta pounds. Kemudia, Real Madrid kembali mencetak rekor baru dengan merekrut Gareth Bale dari Tottenham Spur dengan banderol 85 juga pounds.

Tapi kali ini, kami tidak akan membahas pemain bintang yang sukses bersama Real Madrid. Tapi kebalikannnya, kami akan tunjukkan pemain bintang Liga Inggris gagal bersinar di Real Madrid.


1. Jonathan Woodgate (2004)

Pemain yang berposisi sebagai pemain belakang ini ditransfer dari Newcastle United dengan mahar 14.2 juta pounds. Selama berseragam putih Real Madrid, Woodgate hanya tampil di Santiago Bernabeu sebanyak 14 kali. Harga yang cukup mahal untuk penampilan sebanyak itu. Cidera kronis lah yang menyebabkan semua itu terjadi. Woodgate harus menunggu 13 bulan untuk melakukan debut, dan ketika debut dia mengalami masa-masa sulit. Woodgate mencetak gol bunuh diri dan harus diusir dari lapangan. Bertahan hanya 2 tahun, Woodgate pindah ke Middlesbrough.


2. Thomas Gravesen (2005)

Pemain berkepala plontos ini resmi bergabung dengan los blancos pada tahun 2005 dari Everton dengan mahar 2.6 juta pounds dan tampil sebanyak 49 kali. Tapi sayang, tidak ada gelar yang diraih bersama Real Madrid. Bisa dibilang, ini adalah transfer yang tidak glamor yang pernah dilakukan Real Madrid. Hanya bertahan satu musim saja, Gravesen dilepas ke Glasgow Celtic dan mengakhiri karirnya di klub asalnya Everton sebagai pemain pinjaman.


3. Michael Owen (2004)

Mempunyai nama lengkap Michael James Owen ini mengawali karirnya di Liverpool dengan bergabung dengan tim muda Liverpool pada tahun 1996 Julukannya sebagai si bocah ajaib kala itu memang menjadi perburuan beberapa klub elit di Liga Inggris. Selama 8 tahun membela the reds Liverpool, Michael Owen memutuskan terbang ke Spanyol dengan Real Madrid dan mahar yang harus dikeluarkan adalah 8 juta pounds. Selama satu musim, Owen mencatatkan 45 penampilan dengan 16 gol dan tanpa gelar juara. Tahun 2005, Owen kembali ke tanah Inggris bersama Newcastle dan pensiun di Stoke City.


4. Jerzy Dudek (2007)

Pemain sepak bola berkebangsaan Polandia ini, sebelum bergabung dengan Real Madrid adalah kiper utama di The Reds Liverpool. Kisah heroiknya tentu tidak akan dilupakan oleh liverpudlian ketika berlaga di Final Liga Champions tahun 2005 melawan AC Milan. Menggagalkan beberapa peluang emas dan saat adu pinalti berhasil menggagalkan tendangan pinalti Andrey Shevchenko. Tahun 2007, Dudek memutuskan pindah ke Real Madrid untuk menjadi wakil Iker Casillas. Pilihan yang salah, selama 4 tahun di Real Madrid, Dudek setia menjadi penonton dari bangku cadangan dan mengakhiri karirnya di Real Madrid dengan 2 kali penampilan.


5. Lassana Diarra (2009)

Pemain berpaspor Prancis ini dibeli Real Madrid dari Porsmouth seharga 18 juta pounds. Pemain dengan posisi gelandang bertahan, menarik perhatian Real Madrid untuk diboyong ke markas Bernabeu pada tahun 2009. Dikontrak selama 4 tahun, Diarra hanya turun sebanyak 89 kali di semua kompetisi yang dijalanai Real Madrid. Selama 4 tahun, Diarra gagal menjadi posisi starter yang kala itu dihuni oleh Xabi Alonso dan Sami Khedira. Investasi yang dikeluarkan klub tidak sebanding dengan performa yang diberikan Diarra. Tahun 2012, dia dilepas ke klub Rusia Anzhi Makhachkala.


menurut kalian siapa lagi pemain bintang di Liga Inggris, tapi gagal bermain di Liga Spanyol?

King Indonesia ! Mulai Menunjukkan Kekuatannya

 Pertandingan Indonesia melawan Arab Saudi pada tanggal 19 November 2024 di Stadion Gelora Bung Karno adalah titik balik dari Timnas Indones...