loading...

Wednesday, November 20, 2024

King Indonesia ! Mulai Menunjukkan Kekuatannya

 Pertandingan Indonesia melawan Arab Saudi pada tanggal 19 November 2024 di Stadion Gelora Bung Karno adalah titik balik dari Timnas Indonesia. Tidak sia-sia latihan bersama dengan Timnas Jepang. Performa Timnas Indonesia sangat berbeda ketika melawan Arab Saudi. Coach Shin Tae Yong kembali mengejutkan publik sepakbola dalam starter line up nya. Marselino masuk kembali dalam starter line up melawan Arab Saudi.

Rizky Ridho beradu dengan pemain Arab Saudi


Saat melawan Jepang, coach Shin menggunakan formasi 5-4-1 yang akan berubah ketika menyerang menjadi 3-6-1 dengan mendorong Kevin Diks dan Calvin Verdonks yang berposisi sebagai bek sayap kanan dan kiri, naik membantu serangan.

Pertandingan melawan Jepang adalah pelajaran berharga buat timnas, terutama juru taktik coach Shin. Maka ketika melawan Arab Saudi, formasi dirubah oleh coach Shin menggunakan 5-3-2 dan berubah menjadi 3-5-2 ketika menyerang. Cideranya Kevin Diks pada posisi bek sayap kanan, diambil oleh Sandy Walsh. Seperti saat melawan Jepang, bek sayap kanan dan kiri tetap didorong ke depan membantu serangan.

line up Indonesia vs Arab Saudi

Strategi formasi ini ternyata sangat efektif. Duet Oratmangoen dan Struick di lini depan hanya sebagai pengalih dan pemecah konsentrasi pemain belakang Arab Saudi. Sehingga pergerakan Marselino bisa bebas dan lepas dari pengawasan pemain Arab Saudi.

Gol pertama pun tercipta dari kaki Marselino. Memanfaatkan serangan balik cepat yang diawali dari Marselino yang kemudian memberikan passing kepada Oratmangoen. Semua pemain belakang Arab Saudi fokus waspada pergerakan bola yang digiring oleh Oratmangoen, tanpa melihat pergerakan Marselino yang berdiri bebas. Tendangan kaki kanan Marselino menembus sisi kanan gawang Arab Saudi, penjaga gawang hanya melihat bola masuk tanpa halangan ke dalam gawang.

Marselino mencetak gol pertama

Babak pertama berakhir dengan skor 1-0 untuk timnas Indonesia. Masuk babak kedua, Arab Saudi masih menggempur pertahanan Indonesia. Bahkan, secara statistik penguasaan bola Arab Saudi 77% lebih unggul dibanding Indonesia. Tetapi secara aggresivitas, Indonesia lebih unggul dengan 6 kali tembakan ke arah gawang dan 5 kali terperangkap offside. Gol kedua pun terjadi dari set up serangan balik yang kembali lagi diawali oleh Marselino.

Verdonk adu sprint dengan pemain Arab Saudi

Marselino passing kepada Verdonk yang datang berlari dari belakang dan adu sprint dengan pemain Arab Saudi. Masuk ke kotak pinalti, sambil menjatuhkan badan Verdonk berhasil memberikan umpan tarik ke arah Marselino. Tendangan Marselino sempat di block, tetapi bola kembali jatuh ke kaki Marselino dan bola di chip shoot melewati penjaga gawang Arab Saudi dan masuk ke dalam gawang dengan indah.

gol Mardelino dengan mencungkil bola 

Selebrasi gol kedua Marselino pun menjadi trending dan viral di sosial media. Dia meminta ball boy untuk menyingkir dari tempat kursi yang mana kursi itupun dipakai oleh Marselino untuk duduk santai. Setelah ditanya oleh para wartawan selesai pertandingan maksud dari selebrasi tersebut, Marselino menjawab tidak ada maksud apa-apa, itu hanya selebrasi spontan saja.

selebrasi gol kedua Marselino

tidak bisa dibantah, Marselino menjadi Man of the match dalam pertandingan Indonesia melawan Arab Saudi dan membuka peluang Indonesia untuk lolos Piala Dunia 2026. KITA GARUDA !!

best pose in this year

Wednesday, August 28, 2024

Kiper Legenda Timnas Italia

Piala Eropa 2024 telah berakhir dengan Spanyol menjadi juara Piala Eropa 2024. Juara bertahan Italia gagal mempertahankan gelar jawara Eropa 2020. Italia gugur di fase 16 besar, dihentikan oleh Swiss dengan skor telak 2-0. Kita akan ajak penggemar Italia untuk flash back beberapa tahun belakang, mengenang kembali skuat Italia yang berada dibawah mistar gawang. Bisa dikatakan, Italia cukup banyak memiliki penjaga gawang yang cukup melegenda.


1. Dino Zoff

Julukannya adalah il ragno atau si laba-laba. Dino Zoff lahir pada 28 februari 1942 di daerah Gorizia, Italia. Secara resmi, Dino Zoff dipanggil untuk memperkuat timnas Italia dari tahun 1968 hingga 1983. Total penampilan bersama Gli Azzuri adalah sebanyak 112 penampilan. Dino Zoff adalah pemain tertua yang mengangkat Piala Dunia ketika Italia menjuarai piala dunia 1982, dengan usia 40 tahun 4 bulan 13 hari. 


Dino Zoff adalah satu-satunya penjaga gawang Italia yang memenangkan Piala Dunia dan Kejuaraan Eropa. Dino Zoff juga memegang rekor waktu bermain terlama tanpa kebobolan di turnamen internasional selama 1.142 menit pada tahun 1972 dan 1974. 


Di level klub, Dino Zoff sukses bersama Juventus dengan 6 gelar Serie A, 2 gelar Coppa Italia, dan 1 Piala Europe League UEFA. Dino Zoff terakhir aktif dalam dunia sepak bola adalah sebagai pelatih Fiorentina di tahun 2005. 

 


2.       Gianluigi Buffon 

 

Lahir pada tanggal 28 Januari 1978  di Carrara, Italia. Super Gigi dia dipanggil oleh para penggemar. Memulai karir sepak bola dari klub Parma selama 6 tahun sebelum akhirnya berlabuh dan bertahan cukup lama di lavechia signoa Juventus, selama 17 tahun sebelum akhirnya memutuskan pindah ke perancis bersama Paris Saint german. 




Bersama Italia, Buffon sudah melakoni 176 laga di level senior. Debutnya bersama timnas italia pada tanggal 29 oktober 1997, saat usianya masih 19 tahun sebagai pengganti Gianluca Pagliuca yang mengalami cidera saat playoff piala dunia 1998. 



Pada piala dunia 2006 di jerman, buffon berperan besar dalam kesuksesan Italia menjadi juara Piala Dunia. Bermain imbang 1-1 dalam waktu normal dan harus diselesaikan dengan adu pinalti, Buffon berhasil menepis tendangan pinalti David trezeguet. Atas performanya tersebut, Buffo diganjar penghargaan Lev yashin, sebuah penghargaan bagi penjaga gawang. 

 

 

 

3.       Angelo Peruzzi 

 

Bertubuh agak sedikit kekar sehingga secara postur tubuh terlihat tidak terlalu tinggi, itulah ciri khas dari Angelo Peruzzi. Tingginya hanya sekitar 1.8 m bisa dibilang bukan ukuran ideal seorang penjaga gawang dari benua eropa. Tetapi hal itu bukan menjadi halangan buat Angelo “the Tyson” Peruzzi untuk menunjukkan performa dia sebagai penjaga gawang. Lahir pada tanggal 16 februari 1970 di viterbo, italia. Peruzzi banyak menghabiskan karirnya sebagai pemain bersama Juventus. 



Delapan tahun Peruzzi bersama si nyonya tua, Peruzzi menjuarai 3x serie A, 1x coppa italia, 2x super coppa dan di tahun 1996 ikut membawa Juventus meraih gelar liga champions dengan megalahkan Ajax lewat adu pinalti. Bersama timna italia, Peruzzi telah tampil sebanyak 31 kali dalam 11 tahun. Peruzzi sempat keluar dari timnas italia dikarenakan cidera yang dialaminya. 




Peruzzi Kembali ke timnas italia di tahun 2006 saat dibawah asuhan marcello lippi sebagai kiper kedua setelah Buffon. Di tahun tersebut, walaupun hanya bermain 2x saat babak group, peran Peruzzi sangatlah vital karena sebagai tokoh kunci di ruang ganti menurut rekan setimnya daniele de rossi. Italia meraih juara dunia 2006 untuk ke empat kalinya. 

 

 

 

4.       Gianluca Pagliuca 

 

Lahir di Bologna, Italia 18 desember 1966. Gianluca Pagliuca adalah salah satu kiper andalan timnas Italia. Selama 8 tahun bersama skuat Gli Azzuri 1990-1998, Pagliuca sudah tampil sebanyak 39 kali, termasuk tampil di olimpiade di tahun 1996. Pada piala dunia 1994 di Amerika Serikat, dibawah asuhan Arigo Saachi dia mendapatkan tempat sebagai kiper utama walaupun agak sedikit kontroversial ketika dia harus mendapatkan kartu merah saat melawan Norwegia. 



Pagliuca kembali tampil di babak perempat final hingga final melawan Brazil. Italia pun harus  mengakui kekalahan dalam adu pinalti. Secara resmi, Pagliuca masuk skuad Italia selama 3x piala dunia berturut-turut 1990, 1994, 1998. Di tahun 1995, Pagliuca sempat terhenti menjadi kiper timnas Italia, ketika munculnya Angelo Peruzzi yang menjadi kiper utama. Pada level klub, Gianluca Pagliuca cukup loyal pada klub yang dia bela. Sehingga tidak banyak klub yg pernah memakai jasanya.

 



Sampdoria 1987-1994, Inter Milan 1994-1999, Bologna 1999-2006 dan Ascoli 2006-2007. Bersama Sampdoria, pagliuca meraih scudetto dan piala winners. Pasca pensiun sebagai pemain professional, Pagliuca kembali ke kota asalnya Bologna untuk kembali sebagai pelatih muda untuk melatih pada posisi penjaga gawang. Selain itu dia juga aktif memberikan komentar di media-media olahraga. 

 

 

 

5.       Francesco Toldo 

 

Lahir di padua, Italia 2 Desember 1971 dengan tinggi 1.96 meter. Francesco Toldo adalah salah satu kiper Italia yang cukup menjadi legenda. Pernah membela di beberapa klub, Toldo meraih kesuksesan saat membela Fiorentina dari tahun 1993-2001 dengan 266 penampilan. Bersama Fiorentina, Toldo berhasil menjuarai Coppa Italia sebanyak 2x dan Supercoppa Italia 1x serta satu edisi Liga Champions. Sebelum Fiorentina bangkrut, Toldo dijual ke Parma untuk menggantikan Buffon yang hengkang ke Juventus. 



Angka penjualan Toldo sudah deal, tetapi Toldo menolak untuk pindah ke Parma. Toldo memilih untuk membela Inter Milan dari tahun 2001-2010 dengan 148 penampilan. Di level timnas Italia, toldo sudah tampil sebanyak 28 pertandingan. Dia berseragam biru Gli Azzuri dari tahun 1995-2004. Persaingan kiper di timnas Italia cukup berat, Toldo harus bersaing dengan Gianluca Pagliuca dan Angelo Peruzzi. Toldo terpilih sebgai kiper untuk Euro 2000 dan membawa Italia menjadi runner-up. 



Di kejuaraan Euro 2000, Toldo berkontribusi memulangkan tuan rumah Belanda dan Belgia. Toldo menyelamatkan pinalti saat melawan belanda di waktu normal dan 2 tendangan saat adu pinalti. Di final, italia harus menyerah dari Perancis melalui gol emas David Trezeguet. Di tahun 2004, Toldo mengumumkan pensiun dari timnas, laga persahabatan melawan Ceko 18 Februari 2004 adalah laga terkahir sekaligus laga perpiasahan bagi Toldo dengan timnas Italia. 

 


Wednesday, June 5, 2024

Pertandingan Ikonik Di Setiap Liga, Manakah Yang Terbaik?

Setiap kompetisi liga sepakbola, pasti ada satu atau dua pertandingan yang dianggap sebagai icon dari liga tersebut. Dua tim yang selalu menjadi musuh bebuyutan, tidak hanya antar pemainnya tetapi juga antar suporter kedua klub yang sering menimbulkan ketegangan hingga berujung pada kerusuhan. tak jarang kerusuhan antar suporter, mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. 

Berikut adalah dua tim yang selalu menjadi musuh bebuyutan. 

 

1.       AC MILAN vs INTER MILAN 

Siapa yang tidak mengenal kedua klub tersebut. Keduanya bermarkas di kota fashion, Milan. Stadion yang digunakan pun sama, hanya namanya saja yang berbeda. Inter Milan menyebutnya dengan nama Giuseppe Meazza sedangkan AC Milan menyebutnya dengan sebutan San Siro. Duel kedua tim disebut dengan nama “derby della madonnina”. Nama tersebut bukan nama pemain, melainkan objek wisata yang ada di kota Milan. Patung Maria di puncak Katedral Milano yang sering disebut “madonnina”. Hingga september 2023, AC Milan dan Inter Milan secara resmi sudah bertemu sebanyak 238 pertandingan di semua kompetisi. 90 kemenangan untuk Inter milan dan 79 kemenangan untuk AC Milan, sisanya berakhir seri. 




 

2.       ROMA vs LAZIO

Disebut juga dengan derby della capitale atau derby ibu kota. Karena kedua tim sama sama Bermarkas di ibu kota Italia. Stadion Olimpico.  Sebelum pertandingan dimulai, tak jarang tensi sudah meninggi. Tidak hanya antar kedua pelatih yang melakukan psy war, tetapi juga antar suporter yang ikut memanaskan suasana sebelum pertandingan. Menurut situs footystats, pertemuan kedua klub sudah sebanyak 36 pertandingan dengan 16 kemenangan untuk Roma dan 13 kemenangan untuk Lazio, sisanya berakhir imbang. Beberapa kali della capitale dilaksanakan, terjadi kericuhan antar supporter sehingga polisi Italia harus bekerja ekstra.  


 


3.       MANCHESTER UNITED vs MANCHESTER CITY

Ini adalah pertandingan gengsi di kota Manchester, Inggris. Apakah Manchester akan berwarna merah atau berwarna biru, ditentukan oleh derby Manchester. Sama seperti derby di liga lainnya, derby Manchester juga cenderung tensi tinggi dan penuh gengsi. Apalagi ditambah Manchester City pernah terdegradasi ke kasta ketiga Liga Inggris. Selama 4 musim berjuang, akhirnya City berhasil masuk ke liga utama Inggris. Di tangan konglomerat Uni Emirat Arab, klub Manchester City berubah menjadi klub kaya raya dan persaingan dengan Manchester United semakin panas. Tak jarang bentrok kedua tim tak hanya melibatkan antar pemain, bahkan antar pelatih pun juga terlibat. Sampai dengan 3 maret 2024, derby Manchester telah terjadi sebanyak 192 pertandingan di semua kompetisi, United menang sebanyak 78 kali, City sebanyak 61 kali kemenangan dan 53 sisanya berakhir imbang. 





 

4.       REAL MADRID vs BARCELONA 

Ini bukan derby, tapi pertandingan dua klub merupakan ikonik dari La Liga Spanyol. Kedua tim sama sama memiliki pemain bintang dan saling kejar mengejar di kompetisi la liga. Bentrok kedua klub ini disebut juga dengan nama el classico atau pertandingan klasik. Pertandingan Real Madrid vs Barcelona pertama kali digelar di Old Ttrafford, Inggris 13 Mei 1902 dan dimenangkan oleh Barcelona 3-1. Dalam rekor pertemuan di semua kompetisi telah terjadi sebanyak 256 pertandingan, Real Madrid meraih 104 kemenangan dan Barcelona 100 kali kemenangan. Sisanya 52 pertandingan berakhir seri. 




 

5.       BAYERN MUENCHEN vs BORUSSIA DORTMUND 

Ini bukanlah derby, tapi dua tim ini adalah musuh bebuyutan. laga kedua tim disebut juga dengan nama der klassiker, sama seperti el classico tapi dalam bahasa Jerman. Persaingan kedua tim muncul karena murni kompetisi, apalagi ditambah sejarah transfer pemain kedua tim yang pernah saling menyebrang. Contohnya Robert Lewandowski, setelah lama membela Dortmund dia memilih untuk menyebrang ke Muenchen. Begitu juga dengan Matt Hummels yang menyebrang ke Muenchen walopun akhirnya kembali ke Dortmund. Rekor pertemuan kedua tim sejak 2003 adalah 59 pertandingan, Muenchen lebih unggul dengan 32 kemenangan dan Dortmund 15 kali kemenangan. Sisanya 12 pertandingan berakhir seri. 




Menurut kalian, Pertandingan Ikonik Di Setiap Liga, Manakah Yang Terbaik? Atau ada pertandingan dua tim yang lebih seru lagi? Tulis di kolom komentar ya? 

 


Friday, November 10, 2023

5 Pelanggaran Terparah Dalam Sepak Bola

Dalam pertandingan sepakbola, kontak fisik antar pemain sudah pasti terjadi. Ada yang disengaja ada pula yang tidak disengaja. Beberapa kontak fisik pun ada yang berakibat fatal dan mengancam karir sang pemain. Dari yang hanya body charge, tackle, memukul, bahkan hingga ada yang menendang. 


Chris Mavinga tidak sengaja menendang kepala Carcela saat hendak mengahalau bola


Berikut beberapa kontak fisik yang dilakukan para pemain yang bisa mengancam pemain lainnya. 

 

  1. Nigel de Jong vs Xabi Alonso 

Piala Dunia 2010, kejadian ini terjadi saat Belanda bertemu Spanyol pada ajang sebesar Piala Dunia tahun 2010. Momen itu terjadi pada babak pertama, Nigel de Jong mengeluarkantendangan karate” yang langsung menghujam dada Xabi Alonso. Howard Webb adalah wasit yang memimpin pertadingan kala itu dan harus mengeluarkan 14 kartu kuning. Luar biasanya, pelanggaran berbahaya yang dilakukan oleh Nigel de Jong, hanya mendapat kartu kuning oleh sang wasit. Howard Webb pun merasa terganggu dengan keputusannya dan anehnya, Nigel de Jong pun tak merasa bersalah 

 

  1. Chris Mavinga vs Carcela 

Mavinga sebenarnya adalah pemain Liverpool yang dipinjamkan ke klub Belgia, Genk pada tahun 2011. Mavinga hanya bermain 9 pertandingan untuk Genk, termasuk saat pertandingan dimana dia melakukan pelanggaran yang hampir saja menewaskan pemain lawan. Entah disengaja atau tidak, Mavinga hendak membuang bola. Ayunan kakinya ternyata malah menghujam keras ke bagian kepala Carcela, pemain dari klub Standard Liege. Kejadian ini terjadi pada tahun 2011. Mehdi Carcela pun tersungkur dan pingsan di lapangan. Hasil diagnosa, menyebutkan Carcela mengalami patah tulang pipi, hidung dan rongga mata. Carcela pun harus menjalani operasi 

 

  1. Ben Thatcher vs Pedro Mendes 

Insiden ini terjadi pada tahun 2004, saat  Porsmouth vs Manchester City pada pertandingan lanjutan Liga Inggris. Ketika itu, Mendes mengejar bola liar setelah sepak pojok dan berhasil menendangnya keluar, tetapi datang Ben Thatcher yang dengan sengaja menyikut bagian muka Pedro Mendes. Seketika itu, Mendes terkapar tak sadarkan diri. Mendes pun mendapatkan perawatan sementara di lapangan sebelum dilarikan ke Rumah Sakit. Thatcher pun mendapatkan hukuman tidak boleh bermain bersama klub selama 6 pertandingan dan penangguhan gaji selama 6 minggu. Serta larangan bertanding sebanyak 15 pertandingan dari FA dan larangan bertanding selama 2 tahun

 

  1. Axel Witsel vs Marcin Wasilewski 

Pertandingan derbi di tahun 2009, di Liga Belgia antara Standar Liege vs Anderlecht. Panas dan bentrok, sudah pasti. Axel Witsen saat itu melakukan tekel terparah yang pernah terekam oleh kamera. Marcin yang saat itu hendak mengambil bola sambil merebahkan badan yg kemudian datang Witsel yg berusaha buat menahan bola. Tapi kaki Witsel menginjak kaki Marcin pada bagian tulang kering. Marcin Wasilewski meninggalkan lapangan dengan patah tulang terbuka. Witsel pun dilarang bermain sebanyak 10 pertandingan, tetapi dikurangi menjadi 8 yang menuai banyak protes Di tahun 2023, Witsel masih memperkuat Atletico Madrid 

 

  1. Martin Taylor vs Eduardo  

Pertandingan antara Birmingham vs Arsenal yang terjadi pada tahun 2008. Pertandingan baru berjalan 3 menit, saat itu Eduardo sedang menguasai bola. Martin Taylor datang untuk merebut bola dari Eduardo, tapi sayang tekel yang dilakukannya membuat kaki Eduardo cidera parah, patah tulang. Eduardo harus absen lama dan dipastikan saat itu gagal memperkuat kroasia di Piala Eropa 2008. Fans Kroasia adalah yang paling marah atas tragedi ini, bahkan satu situs dibuat untuk menumpahkan kekesalan dan amarah mereka. Tak hanya itu, Martin Taylor pun mendapatkan ancaman pembunuhan melalui internet. Eduardo sendiri tak ingin menyalahkan sepenuhnya kepada Taylor.



 

King Indonesia ! Mulai Menunjukkan Kekuatannya

 Pertandingan Indonesia melawan Arab Saudi pada tanggal 19 November 2024 di Stadion Gelora Bung Karno adalah titik balik dari Timnas Indones...